Find Us On Social Media :

Blak-blakan Mengaku Dukung Ukraina, Wanita Muslim di Inggris Ini Malah Jadi Sasaran Serangan Islamofobia, Ternyata Pernyataan Ini Pemicunya

By Khaerunisa, Senin, 28 Februari 2022 | 17:45 WIB

Zarah Sultana, wanita Muslim di Inggris yang malah jadi sasaran serangan Islamofobia usai nyatakan dukungannya untuk Ukraina.

Intisari-Online.com - Perang Rusia dan Ukraina belum berakhir, sementara dukungan datang untuk masing-masing pihak.

Baru-baru ini Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Liz Truss mengungkapkan dukungannya terhadap warga Inggris yang ingin ke Ukraina untuk ikut perang melawan Rusia.

Ia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan keputusan masing-masing individu, tetapi ia menegaskan bahwa apa yang terjadi di Ukraina saat ini adalah perjuangan untuk demokrasi.

Truss menegaskan saat ini warga Ukraina sedang berjuang untuk kebebasan, tak hanya untuk Ukraina tapi untuk seluruh Eropa.

“Saya mendukung itu (warga Inggris yang ingin ke Ukraina), dan tentu saja hal seperti itu adalah keputusan yang dibuat mereka sendiri,” katanya kepada BBC, Minggu (27/2/2022).

“Rakyat Ukraina saat ini sedang berjuang untuk kemerdekaan dan demokrasi tak hanya untuk Ukraina, tetapi juga seluruh Eropa karena tantangan dari Presiden (Rusia, Vladimir) Putin,” ujarnya.

Tetapi, seorang wanita muslim di Inggris malah menjadi sasaran serangan Islamofobia usai menyatakan dukungannya untuk Ukraina.

Dia adalah Zarah Sultana, seorang anggota parlemen Muslim Inggris dari Partai Buruh.

Baca Juga: Tak Heran NATO 'Ogah-ogahan' Jadikan Ukraina Anggotanya, Rupanya Rudal Nuklir Rusia Ini Siap Hantam dan Hancurkan Negara NATO ini dalam Waktu 20 Menit

Baca Juga: Nyaris Dijual sebagai Budak, Black Caesar Jadi Bajak Laut Terkenal dari Benua Hitam hingga Hidupnya Berakhir Begini

Melansir middleeasteye.net (26/2/2022), Sultana mengatakan pada hari Jumat bahwa dia telah menerima "ancaman kematian... diisi dengan pelecehan rasis" terkait dengan pandangannya yang salah tentang Ukraina.

"Saya tidak ragu bahwa serangan yang mengerikan dan tidak masuk akal ini adalah akibat langsung dari laporan media yang tidak akurat dan komentar pers yang sengaja menyesatkan," tulisnya dalam sebuah posting Facebook .