Apa Maksud Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, Ini yang Dimaksudkan oleh Para Pendiri Bangsa Ini Karena Sudah Dijalankan Sejak Masa Kerajaan

K. Tatik Wardayati

Penulis

Pancasila sebagai sistem filsafat

Intisari-Online.com – Apa maksud Pancasila sebagai sistem filsafat? Para pendiri bangsa ini rupanya sudah mengungkapkannya.

Pancasila yang kini menjadi dasar negara kita, pada dasarnya sudah ada dan sudah dijalankan dalam kehidupan kita sejak zaman kerajaan.

Pancasila diaplikasikan dalam setiap elemen kehidupan, mulai dari prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup bangsa.

Jati diri dari bangsa Indonesia yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan.

Rumusan tersebut sederhana namun mendalam, yang meliputi lima (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.

Perkembangan paham kebangsaan yang ada pada tiap butir Pancasila pasa masa pra kolonial belum tumbuh hingga paham kebangsaan ini mulai tumbuh pada masa kolonial.

Maka muncullah gerakan-gerakan nasionalisme untuk menemukan dan menentukan identitas diri, serta membebaskan bangsa dari segala bentuk penindasan.

Pancasila sebagai sistem filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila, yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, tetapi juga manusia pada umumnya.

Baca Juga: Pancasila sebagai Dasar Negara Dipergunakan untuk Mengatur Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Ini Maknanya

Baca Juga: Pancasila sebagai Norma Dasar Negara yang Fundamental, Artinya Ini

Sistem filsafat ini meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.

Ketiganya dapat dianggap mencakup kesemestaan.

1. Aspek Ontologis

Ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), dan metafisika.

Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.

Pancasila yang terdiri dari lima sila, dan setiap silanya bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.

Subyek pendukung pokok dari sila-sila pada Pancasila adalah manusia, dapat dijelaskan bahwa yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyakatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwailan serta yang berkeadilan sosial, pada hakikatnya adalah manusia.

Maka manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hak-hak yang mutlak, yang terdiri atas susunan kodrat, raga, dan jiwa, jasmani dan rohani.

Baca Juga: Fungsi Pancasila, Salah Satunya Pancasila sebagai Ideologi Negara

Baca Juga: Pancasila sebagai Ideologi Negara Salah Satu Fungsi Pancasila dalam Kehidupan Bangsa Indonesia

Kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Secara hierarkis, sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya (Notonagoro, 1975:53).

2. Aspek Epistemologis

Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

Secara epistemologi, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai sistem pengetahuan.

Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan, yang berarti Pancasila telah menjadi suatu belif system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi.

Maka, Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas tertama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.

Pada hakikatnya, dasar epistemologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya, sehingga dasar epistemologi Pancasila berkaitan erat dengan konsep dasar tentang hakikat manusia.

Baca Juga: Arti Pancasila sebagai Norma Dasar Negara yang Fundamental, Simak Penjelasan Berikut Ini

Baca Juga: Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-1 Sampai Sila ke-5 di Sekolah

Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.

- Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri.

Nilai-nilai tersebut merupakan kausa materialis Pancasila.

- Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.

Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal.

Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila.

Itu terlihat dari sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima.

Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelima, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.

Baca Juga: Inilah Contoh Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan Sehari hari

Baca Juga: Sesuai Nila-nilai Pancasila, Inilah 7 Contoh Pengamalan Sila ke-3

Itu berarti susunan Pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.

3. Aspek Aksiologis

Aksiologi Pancasila berarti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila.

Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Pancasila sebagai sistem filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).

Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

Baca Juga: Menjadi Dasar Negara Begitu Indonesia Merdeka, Apa Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka?

Baca Juga: Sebutkan Contoh Pengamalan Sila ke-5 di Sekolah yang Anda Tahu?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait