Tak Heran Amerika Begitu Getol Cegah Perang Rusia-Ukraina Terjadi, Selain Merugikan Banyak Pihak, Ini Imbas yang Bakal Diterima AS Jika Perang Terjadi

Afif Khoirul M

Penulis

Tank Rusia memasuki Ukraina

Intisari-online.com - Semua orang pasti setuju jika perang merugikan banyak pihak.

Sama halnya dengan situasi di Ukraina dan Rusia yang saat ini terancam menuju peperangan, hal ini tentu akan merugikan banyak pihak.

Sementara Amerika, sebagai negara terkuat di dunia tak akan tinggal diam jika Ukraina digempur Rusia.

Jika Presiden Rusia Putin memerintahkan ratusan tank untuk memasuki negara tetangga Ukraina, itu akan menjadi salah satu krisis keamanan dunia terburuk dan paling mematikan sejak Perang Dingin, kata banyak pakar.

Perang antara Rusia dan Ukraina juga akan menimbulkan kerugian besar bagi Amerika Serikat, pertama-tama bagi Presiden Biden, yang dikritik oleh oposisi karena terlalu lunak untuk menangani ketegangan di negara Eropa timur itu.

Menurut CNN, dalam sejarah Amerika, Biden adalah salah satu presiden yang harus melalui turbulensi paling banyak di masa jabatan pertama.

Harga bensin di AS yang sudah naik, akan terus melambung tinggi, menunjukkan ketidakstabilan ekonomi ketika Rusia, pengekspor minyak dan gas terkemuka dunia, terseret ke dalam perang, bahkan jika itu adalah perang dengan lawan yang dinilai lebih lemah.

Menurut American Automobile Association,harga bensin yang tinggi, saat ini rata-rata 3,48 dollar AS per galon di Amerika Serikat, adalah penyebab penurunan kepercayaan Biden yang serius.

Baca Juga: Berbulan-bulan Jadi Isu Terpanas Sejagat Dunia, Terkuak Alasan Rusia Tak Kunjung Serang Ukraina, Terkuak Ini Alasan Tak Terduga Rusia Belum Bisa Serang Ukraina

Baca Juga: Untung Bagi Barat Buntung Bagi Negara Ini, Ada Dampak Mengerikan pada Senjata Militer China Hingga Korea Utara Jika Perang Rusia-Ukraina Terjadi, Apa Itu?

Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden AS Biden, mengatakan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan menyebabkan konflik massal di Eropa.

Hal itu menyebabkan korban sipil yang signifikan dan memaksa AS untuk bertindak, bahkan berperang. Regulator publik dan keuangan Amerika tentu tidak menyukai prospek ini.

"Jika Rusia menyerang (Ukraina), kami harus membela sekutu NATO kami. Kami akan menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia," kata Sullivan kepada surat kabar Tapper.

Sejak 2014, AS telah menghabiskan miliaran dolar untuk membantu Ukraina meningkatkan kemampuan pertahanannya.

AS juga telah mengirim ribuan pasukan ke negara-negara NATO, termasuk Rumania dan Polandia, dua negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet, untuk memastikan keamanan.

Ini membuat Rusia sangat marah, menurut CNN.

Konflik antara Rusia dan Ukraina kemungkinan akan merangsang China untuk mengambil kembali Taiwan dengan paksa sementara AS masih "sibuk dengan mata" di Eropa Timur.

Skenario ini dapat menyeret AS ke dalam perang nyata dengan konsekuensi yang hanya sedikit yang ingin dipikirkan.

Baca Juga: Letaknya Jauh dari Rusia-Ukraina, Negara-negara di Afrika Utara Ini Bisa Makin Terpuruk Jika Perang Rusia-Ukraina Terjadi

Baca Juga: Jelas Bikin Barat dan Amerika Syok Mengetahuinya, Bongkar Pesawat Canggih Rusia yang Digunakan Untuk Mata-Mata, Militer Ukraina Malah Menemukan Benda-Benda Ini di Dalamnya

Pasar saham AS yang sudah melemah akan terjun tanpa henti ketika masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemulihan ekonomi jika konflik Rusia-Ukraina pecah.

Inflasi di AS berada pada 7,5% yang terburuk sejak 1982.

Konflik Rusia-Ukraina juga akan menyebabkan ekonomi Eropa terpuruk, yang berujung pada krisis energi ketika pasokan gas dari Rusia terputus.

Dalam skenario suram ini, AS mungkin harus mengeluarkan banyak bantuan dan memikul "kantong" sekutu Eropa sementara ekonomi domestik tidak terlalu baik.

Menurut survei terbaru oleh Economist, hanya 13% orang dewasa di AS yang berpikir bahwa mengerahkan militer untuk membantu Ukraina melawan Rusia adalah ide yang bagus.55% responden menganggap ide itu "buruk".

Dalam survei lain, 17% orang di AS mengatakan bahwa Washington lebih suka menarik diri dari NATO daripada menghadapi militer Rusia.

Artikel Terkait