Find Us On Social Media :

Kongkalikong dengan Permaisuri untuk Kudeta Pemerintahan, Inilah Cixi, Sosok Selir Kontroversial dari China yang Menempatkan Dirinya Seperti Dewa

By Khaerunisa, Rabu, 9 Februari 2022 | 18:00 WIB

Cixi, selir Kaisar Xianfeng.

Dia berkuasa pada usia 18 tahun pada tahun 1850, tahun yang sama ketika kelaparan yang meluas menyebabkan Pemberontakan Taiping.

Itu adalah pemberontakan petani besar-besaran di provinsi-provinsi selatan, yang terus berlanjut dan meninggalkan sepertiga dari China di bawah kendali pemberontak.

Sementara enam tahun kemudian, Prancis dan Inggris menginvasi Cina, memulai Perang Candu kedua dan membebani sumber daya negara.

Konflik tersebut juga memicu perdebatan sengit antara faksi-faksi pro dan anti-Barat di China.

Menghadapi semua kekacauan di negerinya, Kaisar Xianfeng meninggal pada tahun 1861.

Dengan wafatnya Kaisar Xianfeng, putra Cixi yang masih berusia lima tahun menjadi pewaris kekaisaran, yang nantinya dijuluki Kaisar Tongzhi.

Baca Juga: Amerika Makin Ketinggalan, Dua Musuhnya China dan Rusia Sudah Punya Senjata Paling Canggih di Muka Bumi, Ternyata Pertahanan Amerika Ini Kini Sangat Mudah Dibobol

Baca Juga: Begini Sejarah Singkat Terciptanya Bola Voli Hingga Bola Voli Pantai, Serta Dimulainya Kejuaraan Dunia

Sebenarnya, sebelum kematianya, Xianfeng telah memilih delapan pria, pangeran dan menteri dari lingkaran dalamnya, untuk membentuk Dewan Bupati dan memerintah sampai putranya dewasa.

Tetapi, Cixi yang saat itu dikenal sebagai Selir Yi, bekerja sama dengan Zhen dalam sebuah rencana untuk melancarkan kudeta.

Kedua wanita ini juga didukung oleh dua saudara laki-laki Xianfeng, Pangeran Gong dan Pangeran Chun.

Cixi dan Zhen berhasil menggulingkan dewan pengawas, memenjarakan lima dari mereka, mengeksekusi satu orang, dan memerintahkan dua lainnya untuk bunuh diri.