Find Us On Social Media :

Termasuk Memakan Giok, Meminum Arsenik dan Merkuri Jadi Kunci Penting dalam Ramuan Keabadian Untuk Dikonsumsi Para Kaisar China yang Terobsesi Hidup Abadi Sampai Enam Kaisar Tewas Mengenaskan

By May N, Rabu, 9 Februari 2022 | 16:10 WIB

Kaisar China Qin Shi Huang

Merkuri bukan hanya senyawa yang dikonsumsi para kaisar untuk memperpanjang nyawanya.

Obat-obatan China juga mempromosikan lingzhi, atau "jamur keabadian."

Baca Juga: Inilah Cara Gila Orang-Orang Super Kaya di Dunia, Untuk Bangkitkan Orang yang Sudah Mati, Gelontorkan Uang Hingga Triliunan Rupiah Demi Hidup Abadi, Benarkah Nyawa Bisa Dibeli?

Baca Juga: Ambisi Hidup Abadi Kaisar China, Korbankan 6000 Perawan Demi Dapatkan Ramuan, Tapi Malah 'Berjumpa' Malaikat Kematian

Dengan secara teratur memakan jamur tersebut, banyak teks China mempromosikan seseorang bisa hidup secara abadi.

Persik keabadian juga memberikan kehidupan abadi kepada mereka yang memakannya.

Tapi tidak seperti jamur, yang tumbuh di Asia Timur, mitologi Cina mengklaim buah persik hanya tumbuh di satu kebun milik dewi Cina.

Buah persik membutuhkan waktu ribuan tahun untuk matang, dan pada saat itu para dewa abadi berpesta dengan mereka. Jika manusia menemukan buah persik, mereka juga bisa mendapatkan keabadian.

Alih-alih membuat resep keabadian, kelompok lain melihat jalan pintas mendapatkan hidup abadi dengan Kelinci Bulan.

Cerita rakyat Tiongkok mengklaim bahwa Chang'e , seorang dewi bulan, mengambil ramuan keabadian dari suaminya.

Ketika dia meminumnya, Chang'e melayang ke bulan, di mana dia bertemu dengan Kelinci Bulan, pembuat ramuan keabadian.

Kaisar menghormati Kelinci Bulan.

Baca Juga: Sudah Berikan 6.000 Perawan Untuk Tumbal Ramuan Hidup Abadi, Kaisar China Ini Malah Ditipu Mentah-mentah Oleh Kroconya Sendiri, Diberi Ramuan Racun yang Membunuhnya Sekali Teguk

Baca Juga: Dikabarkan Akan Tetap Memimpin Rusia untuk 16 Tahun Ke Depan, Ada Teori Konspirasi Vladimir Putin Adalah Vampir yang Hidup Abadi, Ini Penjelasannya

Pada abad ke-18, seorang kaisar mengenakan jubah bersulam yang menunjukkan Kelinci Bulan sedang mencampur ramuan keabadian.

Pada abad ke-8, penyair Li Bai menulis, "Kelinci di bulan menumbuk obat dengan sia-sia."

Saat mencoba menangkap pantulan bulan di Sungai Yangtze, Li Bai jatuh dari perahunya dan tenggelam.

Baca Juga: Ramuan Keabadian Ditemukan: Botol Berumur 2000 Tahun Ini Berisi 'Obat Hidup Abadi' yang Justru Mengandung Bahan Beracun

Baca Juga: Demi Bisa Dihidupkan Kembali di Masa Depan, Beberapa Orang Autralia Membekukan Otaknya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini