Penulis
Intisari-online.com - Perbedaan kekuatan antara Rusia dan Ukraina memang terlihat sangat jauh.
Rusia dikenal sebagai salah satu kekuatn dunia, yang memiliki kekuatan tempur kuat.
Sementara Ukraina hanya negara kecil dengan kekuatan tempur yang jauh lebih lemah dibandingkan Rusia.
Namun, Ukraina mendapatkan banyak dukungan dari negara-negara Barat.
Sementara itu, menurut jenderal Amerika bukan hal sulit untuk Rusia menguasai ibu kota Ukraina, Kiev.
19.000 tentara di kedua belah pihak bisa tewas jika terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina, menurut jenderal senior AS.
Kantor berita AS Fox News baru-baru ini menerbitkan informasi tentang komentar Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, tentang risiko Rusia menyerang Ukraina.
Jenderal Milley meramalkan bahwa Rusia dapat menguasai ibukota Kiev setelah 72 jam melancarkan serangan habis-habisan ke Ukraina.
Korban jiwa pihak Ukraina diperkirakan sekitar 15.000, sedangkan korban Rusia sekitar 4.000, menurut jenderal paling senior di militer AS.
Jenderal Milley membuat komentar selama pertemuan dengan anggota kongres AS.
Selama pertemuan pada 2-3 Februari, anggota parlemen AS menyatakan keprihatinannya.
Bahwa "Washington belum menyediakan senjata yang diperlukan untuk pertahanan kepada Kiev, seperti sistem rudal anti-pesawat".
Para pejabat AS mengatakan terlalu banyak bantuan militer ke Ukraina dalam waktu singkat dapat dilihat oleh Moskow sebagai langkah agresif untuk menciptakan alasan untuk menyerang.
Menurut Fox News, pertemuan itu juga dihadiri oleh pejabat senior AS seperti Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Direktur Intelijen Nasional Avril Haines.
Bertentangan dengan penilaian AS, pejabat Ukraina mengatakan risiko konflik dengan Rusia tetap rendah untuk saat ini.
Ukraina percaya bahwa pasukan Rusia yang ditempatkan di perbatasan belum siap untuk konflik besar-besaran.
Pada 2 Februari, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan memperingatkan bahwa "Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja, bahkan besok atau dalam beberapa minggu ke depan".