Penulis
Intisari-Online.com - Ada berita menggembirakan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump yang akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang.
Kabarnya, Korut akan segera membebaskan tiga tahanan asal Negeri Paman Sam itu yang selama ini berada di kamp kerja paksa.
Tiga warga AS keturunan Korut yang sudah dipenjara sejak tahun 2017 bersamaan dengan hubungan antara AS-Korut yang makin memanas itu adalah Kim Dong Chul, Kim Hak Song, dan Kim Sang Duk.
Ketiganya ditahan setelah dituduh sebagai mata-mata.
Awalnya, tiga warga AS yang masuk ke Korut secara resmi itu merupakan pengajar pada Pyongyang University of Science and Techology (PUTST).
Baca juga:Hal Mengerikan Ini Bisa Jadi Alasan Mengapa Korut Hentikan Uji Coba Nuklir
Dalam perkembangan terkini seperti diberitakan Dailymail.co.uk (2/5), ketiganya sudah dikeluarkan dari kamp kerja paksa dan sedang menjalani perawatan pemulihan kesehatan di salah satu rumah sakit di Korut.
Pengumuman Korut yang akan segera membebaskan lantas memulangkan tiga tahanan ke AS itu membuat Donald Trump merasa ‘menang tiga kali’ atas Kim Jong Un.
Kemenangan pertama,Kim Jong-un menyatakan penghentian program nuklirnya sejak 21 April; kedua, bersedia menghentikan Perang Korea; dan ketiga, Korut bersedia mengembalikan tahanan AS dalam waktu segera mungkin.
Publik AS sendiri pada awal Mei ini, seperti dilaporkan Cnn.com, memberikan pujian terhadap Donald Trump atas keberhasilannya ‘menundukkan’ Kim Jong Un tanpa harus memaksakan peperangan.
Kata-kata yang dilontarkan Donald Trump pun selalu bernada gembira alih-alih "ejekan dan hinaan konyol" seperti yang pernah terjadi di sepanjang tahun 2017 lalu.
Presiden Trump bahkan menyatakan Kim Jong Un sebagai orang yang patut dipuji (praised) dan dihargai (honorable) karena bersedia menyelesaikan konflik Korut-AS plus Korsel secara damai.
Bagaimanapun juga, perubahan Trump yang kini berani memuji Kim Jong Un itu sebenarnya diluar dugaan.
Siapa sangka, Presiden Trump yang gemar menjuluki Kim Jong Un sebagai musuh nomor satu AS itu ternyata juga bisa berubah drastis laiknya sosok yang kerap dicemoohnya itu.
Baca juga:Botol-botol Informasi dari para Pembelot Korut Ini Berisi Hal Paling Dibenci Kim Jong Un