Meskipun mengumpulkan lebih banyak senjata modern dalam beberapa tahun terakhir, China masih memiliki persediaan besar peralatan tua dan ketinggalan jaman yang menggunakan teknologi era Soviet.
Bahkan beberapa sistem persenjataan modern China didasarkan pada restrukturisasi produk pesaing.
Oleh karena itu, dapat dimengerti jika banyak orang berpikir bahwa militer China dibangun dengan senjata kloning.
Pendekatan ini memungkinkan China untuk tetap kompetitif di pasar dunia, sementara juga menghemat waktu dan uang yang seharusnya dihabiskan untuk mengembangkan produknya sendiri.
China memiliki versi pesawat tempur yang sangat mirip dengan pesawat tempur Amerika modern seperti F-35 Joint Strike Fighter Lockheed Martin, X-47B Northrop Grumman, di mana Shenyang J-31 (FC-31) identik dengan F-35.
Beberapa teknologi yang digunakan dalam desain diyakini telah diperoleh melalui kampanye spionase cyber agresif China.
Pejabat pertahanan AS juga menduga bahwa China telah membuat kemajuan teknis yang berharga dengan membuat kesepakatan rahasia dengan sekutu AS yang telah membeli senjata AS.
Hal ini dikatakan menjadi alasan AS memutuskan untuk tidak menjual pesawat tempur siluman F-22 Raptor.
Dalam "permainan kloning" ini, China juga tidak meninggalkan Rusia. Setelah pembubaran Uni Soviet, Rusia membutuhkan uang dan mengorganisir penjualan pesawat tempur Su-27 canggih.
Analis mengatakan bahwa China membeli 24 pesawat tempur ini dan kemudian bernegosiasi untuk mendapatkan lisensi untuk merakit lebih banyak pesawat di negara itu menggunakan komponen yang diimpor dari Rusia.