Tak Punya Urusan Apa-apa dengan Eropa, Mengapa China Justru Dipercaya Kuat Bakal Ikut Campur Urusan Rusia di Ukraina?

Khaerunisa

Penulis

Xi Jinping Temui Putin saat Ketegangan dengan Barat Meningkat. China-Rusia mengeluarkan pernyataan bersama.

Intisari-Online.com - Dikhawatirkan bakal menginvasi Ukraina karena aktivitas militernya di perbatasan, Rusia telah berulangkali membantah.

Selain itu Rusia telah mengeluarkan serangkaian tuntutan yang berkaitan dengan NATO dan pergerakannya di Eropa timur.

Rupanya, kini Presiden China Xi Jinping pun telah memberikan dukungannya untuk tuntutan Rusia tersebut.

Tapi mengapa China mendukung tuntutan Rusia?

Melansir express.co.uk (4/2/2022), pada hari Jumat, Moskow dan Beijing mengeluarkan pernyataan bersama yang menguraikan kesepakatan mereka tentang sejumlah masalah yang dihadapi negara masing-masing.

Pernyataan itu dirilis setelah kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Olimpiade Musim Dingin.

Dalam pernyataan itu, China mengatakan setuju dengan sikap Rusia yang menentang ekspansi NATO yang lebih besar di Eropa.

Secara khusus, kedua negara menuduh NATO mendukung ideologi Perang Dingin.

Baca Juga: Posisinya Jelas di Ujung Tanduk, Ukraina Malah Punya Rencana Tak Masuk Akal Ingin Rebut Kembali Wilayahnya yang Sudah Dikuasai Rusia, Padahal Situasinya Memprihatinkan

Baca Juga: Pantas Ukraina Bisa Senyum-Senyum Meski, Negaranya di Ujung Tanduk Perang dengan Rusia, Kesekapatan Ukraina dengan Negara Ini Dijamin Bikin Rusia Kepanasan

Pernyataan bersama yang panjang itu tidak merujuk langsung ke Ukraina tetapi NATO disebutkan dalam beberapa kesempatan.

Sebagai bagian dari daftar tuntutan yang dikeluarkan oleh Putin ke Barat tahun lalu, dia menginginkan jaminan bahwa NATO tidak akan pernah mengasimilasi Ukraina sebagai anggota.

Namun, negara-negara Barat tidak bisa memberi jaminan ini kepada Rusia.

Ukraina sendiri merupakan bekas republik Soviet yang berbatasan dengan Rusia dan Uni Eropa.

Meski bukan anggota NATO, tetapi Ukraina termasuk "negara mitra".

Artinya, ada kemungkinan Ukraina diizinkan untuk bergabung dengan NATO di masa depan.

Bagi Rusia, secara strategis, negara tersebut menganggap Ukraina sebagai halaman belakangnya.

Terdapat populasi besar etnis Rusia di Ukraina dan ada ikatan sosial dan budaya yang dekat dengan negara tersebut.

Baca Juga: Cukup Minum Susu Kunyit, Kesehatan Tulang hingga Jantung Anda Akan Terjaga, Begini Cara Membuatnya

Baca Juga: Karier Shio Ayam di Tahun 2022 Cukup Menjanjikan, Bagaimana dengan Percintaannya?

China yang memberikan dukungan terhadap Rusia, diketahui berada pada posisi yang serupa dengan negara tersebut.

Sampai saat ini AS dan beberapa negara barat lainnya secara lisan menentang apa yang dilakukan China terhadap Taiwan, tindakan yang mereka pandang sebagai provokasi China,

Terkait konflik China-Taiwan, AS pun memberikan peringatan bahwa akan membela kepentingan Taiwan jika terjadi serangan.

Selama ini, China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan dipersatukan kembali dengan daratan.

Dalam pernyataan bersama Rusia-China baru-baru ini, Rusia mendukung kebijakan Satu China Beijing, yang menegaskan bahwa suatu hari nanti China akan memerintah lagi atas Taiwan.

Maka, Presiden China Xi Jinping dapat melihat dukungan Rusia sebagai cara untuk memperkuat sikap negaranya sendiri di panggung internasional.

Selain soal NATO dan kebijakan satu China, kedua negara juga mengatakan mereka "sangat prihatin" atas aliansi Aukus (Amerika, Inggris, dan Australia) yang diumumkan tahun lalu.

Pakta tersebut memungkinkan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan di kawasan Asia-Pasifik, sementara China melihat aliansi itu sebagai cara untuk melawan kepentingannya di Laut China Selatan.

Baca Juga: Cukup Minum Susu Kunyit, Kesehatan Tulang hingga Jantung Anda Akan Terjaga, Begini Cara Membuatnya

Baca Juga: Tips Rahasia Minyak Goreng Tidak Cepat Hitam dan Tetap Jernih Walau Dipakai Berkali-kali, Yuk Coba!

(*)

Artikel Terkait