Find Us On Social Media :

Bukan Bersyukur, Ilmuwan Berusia 104 Tahun Ini Justru Ingin Bunuh Diri karena Berumur Panjang

By Khena Saptawaty, Rabu, 2 Mei 2018 | 08:30 WIB

Intisari-Online.com – Sudah ditakdirkan bahwa semua manusia akan mengalami penuan. Hal itu adalah bagian dari proses kehidupan.

Anehnya, hal alami tersebut tidak bisa diterima oleh ilmuwan, yang justru pasti sudah banyak mengenal sains, termasuk siklus kehidupan manusia.

Ilmuwan itu adalah David Goodhall (104 tahun), seorang kakek yang panjang umur bila melihat umurnya.

Pada Mei ini, David bersiap pergi ke Swiss untuk mengakhiri hidupnya.

Baca juga: Jackie Chan Kaya Raya Tapi Putrinya Hidup Miskin dan Menggelandang, Ini Kisahnya!

Ia merasa ‘menyesal’ telah mencapai usia melebihi 100 tahun.

David dilahirkan di London pada 1914 dan kemudian pindah ke Australia pada 1948.

Pria itu sebenarnya tidak mengidap penyakit berat atau lainnya.

Ia memutuskan untuk bunuh diri karena merasa kualitas hidupnya jadi menurun akibat penuaan.

Baca juga: Vodka dan Jet Tempur Sukhoi Bikin Polisi Militer TNI AU Tegang

Hal itu menuntun dirinya untuk membuat sebuah perjanjian yang aman di Basel.

Tepatnya, sebuah bantuan dari agen kematian yang bertindak sebagai pengacara euthanasia.

“Aku menyesali bisa berumur panjang, aku tidak gembira. Aku ingin mati. Kematian bukan hal menyedihkan, apa yang menyedihkan adalah jika dihalangi,” kata David Goodhall kepada ABC.

Ia menambahkan, perasaanya sebagai orang yang tua seperti dirinya harusnya mendapat hak penuh sebagai warganegara, termasuk hak untuk bunuh diri.

Baca juga: Perisai Manusia, Teknik Bertempur Favorit Genghis Khan yang Sukses Mengantarnya Menguasai Hampir Separuh Dunia

Bantuan untuk bunuh diri tidak melanggar hukum di banyak negara di dunia.

Australia melarang hal tersebut sebelumnya, hingga negara bagian Victoria menjadi yang pertama untuk melegalkan praktik tersebut pada tahun lalu.

Namun, proses legalisasi itu baru efektif pada Juni 2019.

Hak itupun hanya untuk pasien dengan stadium akhir, yang hidupnya diperkirakan kurang dari enam bulan.

Negara bagian lainnya di Australia masih mendebatkan euthanasia di masa lalu.

Hanya saja proposalnya selalu dikalahkan, kebanyakan di negara bagain New South Wales pada tahun lalu.

Dilansir dari metro.co.uk, Selasa (1/5), sebuah organisasi akan membantu David Goodhall untuk melakukan perjalanan ke Besel, Swiss.

Pasalnya, dikatakan, hal itu tidak adil bagi salah satu orang tertua di Australia tersebut.

Warganegara terkemuka seharusnya tidak dipaksa pergi ke belahan lain dunia untuk mati secara terhormat.

“Kematian damai dan terhormat adalah diperbolehkan kepada semua yang menginginkannya. Dan seseorang seharusnya tidak dipaksa meninggalkan rumahnya untuk melakukan hal tersebut,” kata seorang jurubicara organsisasi itu.

Oleh karena itu, organisasi itu meluncurkan kampanye dana di situs GoFundMe.

Tujuannya, untuk mendapatkan tiket pesawat bagi David Goodhall dan pembantunya dalam mengubah tiket dari kelas ekonomi jadi kelas bisnis.

Sejauh ini mereka telah mendapat dana lebih dari 17.000 dolar Australia atau Rp189 juta.

Sekadar tahu, David Goodhal adalah seorang peneliti terhormat di Edith Cowan University di Perth, Australia.

Ia pernah menjadi berita internasional pada 2016 ketika ia dinyatakan tidak layak di kampus.

Setelah ilmuwan dunia ramai dan mendukungnya, keputusan itu ditarik kembali.

David Goodhall telah menghasilkan lusinan makalah penelitian.

Baru-baru ini melanjutkan untuk mengulas dan mengedit untuk berbagai jurnal ekologi.

Baca juga: Nenek 70 Tahun Ini Selama 28 Tahun Tak Mengonsumsi Gula, Kini Lihatlah Hasilnya yang Sungguh Luar Biasa