Penulis
Intisari-Online.com – Demi membuat jalan bagi bendungan, kota ini dibanjiri dan 'ditenggelamkan', dan kini masih tetap utuh di bawah air selama lebih dari setengah abad.
Menurut Wikipedia, Di kaki gunung Wu Shi (Gunung Lima Singa) terletak sebuah kuta kuno yang dikenal sebagai Shi Cheng (Kota Singa), dibangun pada periode Dong Han (25-200).
Pertama kali didirikan sebagai kabupaten pada tahun 208, dinamai ‘Kota Singa’ karena Lima Gunung Singa yang terletak tepat di belakang kota.
Kota itu tetap tidak terganggu dari permukaan pada kedalaman 26-40 meter, operator selam Big Blue yang berbasis di Shanghai, menjalankan perjalanan akhir pekan dua kali sebulan sepanjang tahun ke kota dan mulai mengungkap bagian-bagian kota yang hilang.
Kota Shi Ceng, disebut juga Kota Singa, karena gunung Wun Shi (Lima Singa) di belakangnya, didirikan kira-kira 1.300 tahun yang lalu.
Kota ini pernah menjadi pusat politik dan ekonomi untuk China Timur.
Kota Singa terletak sekarang terletak 25,91 hingga 39,93 meter di bawah Danau Pulau Seribu (Danau Qiandao).
Danau buatan ini terletak di Kabupaten Chun’an, Zhejiang, China, terbentuk setelah selesainya stasiun pembangkit listrik tenaga air Sungai Xin’an pada tahun 1959.
Sekitar 290.000 orang dipindahkan dari kota tempat mereka tinggal selama lebih dari seribu tahun lalu.
Kota ini ‘ditemukan kembali’ pada tahun 2001 ketika pemerintah China mengorganisir sebuah ekspedisi untuk melihat apa yang mungkin tersisa dari kota metropolis yang hilang.
Sekitar 265 lengkungan ditemukan di reruntuhan yang diawetkan.
Kota itu kira-kira seluas 62 lapangan sepak bola.
Lalu, pada tahun 2011 minat dan eksplorasi semakin meningkat, ketika Geografi Nasional China merilis gambar yang diambil oleh para penyelamnya.
Ekspedisi dan foto-foto bawah air telah mengungkapkan bahwa kota itu memiliki lima gerbang masuk, masing-masing dengan sebuah menara.
Kota ini memiliki enam jalan batu utama yang menghubungkan setiap sudut kota, melansir Mysterious Fact.
Patung singa, naga, burung phoenix dan prasasti sejarah, yang ditemukan, beberapa di antaranya berasal dari tahun 1777.
Meskipun berada di bawah air, namun Kota Shi Cheng tetap terpelihara dengan baik.
Air sebenarnya melindunginya dari angin, hujan, dan erosi matahari. Dinding melingkar di sekitar bagian luar kota masih ada yang melindunginya.
Struktur kayu dan rumah bata masih kokoh. Bahkan balok kayu dan tangganya masih utuh. Ukiran rumit yang terukir pada bangunan masih terlihat.
Para arkeolog internasional dengan tepat menamakannya ‘Kapsul Waktu’.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari