Penulis
Intisari-Online.com - Memanasnya situasi di perbatasan Rusia dan Ukraina dikhawatirkan negara-negara di dunia.
Muncul kekhawatiran Rusia bakal menginvasi Ukraina setelah lebih dari 100.000 tentara Moskwa ditempatkan di sepanjang perbatasan kedua negara tersebut.
Bahkan, tindakan Rusia itu mendapatkan tanggapan keras dari negara-negara Barat.
Jika benar-benar terjadi, dampak dari perang Rusia-Ukraina dipandang bakal mengerikan.
Disebut-sebut, akan menjadi perang dengan konsekuensi terbesar di dunia yang terjadi sejak Perang Dunia II.
Selain dampaknya pada keamanan, dikhawatirkan pula dampak invasi Rusia pada pasokan bahan makanan di negara tertentu.
Bukan hanya bagi Rusia dan Ukraina yang terlibat konflik, rupanya, Inggris menjadi salah satu negara yang kemungkinan akan merasakan dampak tersebut.
Melansir dailystar.co.uk (28/01/2022), invasi Rusia ke Ukraina disebut dapat membuat Inggris bingung, karena Ukraina adalah salah satu pemasok ayam terbesarnya.
Dikhawatirkan invasi Rusia akan memiliki "dampak signifikan" pada pasokan ayam yang masuk ke Inggris.
Bukan hanya ayam, Ukraina juga menyediakan lebih dari 14% sereal sarapan untuk orang-orang Inggris.
Juga merupakan sumber utama pupuk, yang sangat penting bagi industri pertanian Inggris.
Seorang penasihat senior Pemerintah mengatakan: “Perjanjian kemitraan politik, perdagangan bebas dan strategis yang ditandatangani oleh Inggris dan Ukraina setelah Brexit adalah bersejarah.
“Masuk akal setiap invasi oleh Rusia akan memiliki dampak signifikan pada perdagangan baru dan berkembang ini.”
Para pejabat khawatir invasi oleh tentara presiden Rusia Vladimir Putin dapat merusak rantai pasokan di Inggris yang sudah berada di bawah tekanan karena kekurangan pengiriman dan dampak pandemi.
Ukraina merupakan salah satu negara pertanian paling subur di dunia.
Mengutip abc.net.au (24/01/2022), tahun lalu Ukraina mengekspor 84 juta ton biji-bijian.
Baca Juga: Peristiwa Penting Bagi Sejarah Bangsa Indonesia, Apa Peran Pelajar dan Mahasiswa dalam Aksi Tritura?
Sementara tahun ini, Ukraina diperkirakan akan memasok 12 persen gandum dunia dan 16 persen jagungnya.
Tetapi, panen masih beberapa bulan lagi, dan sebagian besar lahan pertanian hitam subur Ukraina terletak di jalur konflik.
Oleh karena itu, jika Rusia benar-benar menyerbu Ukraina, maka akan berdampak pada sejumlah negara yang bahkan jauh jaraknya dari negara ini, bahkan Asia Tenggara.
Disebut, sebagian besar hasil panen Ukraina dikirim ke Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia dan Bangladesh.
Berkaca pada tahun 2014 silam, invasi Rusia dilihat dapat mengancam panen Ukraina.
Pada tahun tersebut, Rusia menginvasi dan mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina.
Konflik pun menempatkan panen tahun itu dalam bahaya dan harga gandum global melonjak 20 persen.
Panen gandum Ukraina sendiri berlangsung di musim panas antara Juni dan Juli dan panen jagung di musim gugur antara Oktober dan September.
Baca Juga: Empat Penyebab Sakit Leher yang Sering Melanda Manusia, Apakah Itu?
(*)