Find Us On Social Media :

Pantas Saja Tak Gentar Walau Bakal Menyulut Kemarahan Satu Eropa, Ternyata Sudah Ada 7 Negara yang Siap Mendukung Rusia Juga Menyerang Ukraina

By Khaerunisa, Kamis, 27 Januari 2022 | 19:40 WIB

Ilustrasi konflik Rusia-Ukraina.

Melansir express.co.uk, ada tujuh negara yang kemungkinan besar akan mendukung Rusia dalam konflik.

Mereka adalah negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang bertindak sedikit seperti NATO.

Organisasi tersebut dibentuk dari negara-negara bekas soviet dan secara efektif merupakan pakta keamanan.

Enam negara yang tergabung dalam CSTO (Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan) kemungkinan akan saling bertahan jika diserang.

Meskipun organisasi tersebut tidak seharusnya menangani perselisihan domestik, beberapa atau semua sekutu tersebut kemungkinan akan membantu Presiden Putin jika terjadi perang skala besar yang dapat dipicu jika Rusia menginvasi Ukraina.

Baru-baru ini, Rusia mengirim pasukan ke Kazakhstan untuk mengizinkan Pemerintah Kazak secara brutal menekan protes massa atas korupsi dan melonjaknya harga bahan bakar.

Baca Juga: Suaminya Lebih Pilih Kekasih Prianya, Ratu Isabella dari Prancis Lancarkan Invasi untuk Gulingkan Takhta Raja Edward II untuk Putranya yang Masih Muda

Baca Juga: Simpan Kisah Pembantaian hingga Menaburi Tanahnya dengan Garam pada Ribuan Tahun yang Lalu, Kota Kuno Ini Muncul dari Bawah Air di Irak

Oleh karena itu, tampaknya negara-negara seperti Kazakhstan juga akan memberikan bantuan militer kepada sekutunya Rusia jika diminta untuk melakukannya.

Negara lainnya yang mungkin mendukung Rusia adalah Kuba. Rusia memiliki sejarah panjang persahabatan dengan negara komunis Kuba.

Presiden Putin dan Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel baru-baru ini membahas “kemitraan strategis” dan telah berkomitmen untuk “memperkuat hubungan bilateral”.

Itu juga telah memicu kekhawatiran bahwa Kuba dapat memihak Rusia dalam konflik dengan mengizinkan Rusia mengerahkan pasukan untuk mengancam AS jika ketegangan atas Ukraina terus meningkat.