Find Us On Social Media :

Berusia Hampir 3.000 Tahun, Ditemukan Helm Bertanduk, yang Sebenarnya Salah Bila Dikaitkan dengan Bangsa Perampok Nomaden Ini, Kalau Bukan Milik Bangsa Viking Lalu Siapakah Pemiliknya?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 27 Januari 2022 | 16:30 WIB

Helm bertanduk yang ditemukan diyakini sebagai milik Bangsa Viking.

Helm itu mirip dengan penggambaran tutup kepala yang ditemukan dalam seni cadas dan patung-patung yang diproduksi sekitar waktu yang sama di Iberia barat dan pulau Sardinia di Mediterania.

Bahkan motif itu kemungkinan mencapai Eropa dari Timur berkat para pelancong Fenisia dari wilayah pesisir Mediterania timur, melansir CNN.

Para peneliti mengatakan bahwa Timur Dekat dan Mediterania timur membanggakan sejarah mendalam tentang tokoh-tokoh yang menggunakan helm bertanduk yang berhubungan dengna pemerintahan ilahi dan dengan peperangan.

Seperti yang dilaporkan oleh Andrey Curry untuk majalah Science, orang-orang di sana sagnat ingin mendapatkan tembaga dan timah dari jauh karena Skandinavia hampir tidak memiliki sumber daya logam pada saat itu.

Hubungan dengan Eropa selatan menunjukkan bahwa pertukaran ini melibatkan perjalanan di sepanjang pantai Atlantik, daripada perjalanan darat melintasi Pegunungan Alpen.

Pertukaran budaya, seperti hel bertanduk, akan sejalan dengan perdagangan bahan.

Baca Juga: Berumur Lebih dari 1.500 Tahun, Harta Karun Perak Bangsa Viking yang Tak Pernah Terbayangkan Ini Ditemukan di Peternakan Dekat Stockholm, Swedia

 Baca Juga: Dua Bersaudara Viking dari Keluarga yang Sama Ini Bersatu Kembali Setelah 1.000 Tahun, Keduanya Tewas dalam Peperangan Ataukah Karena Pembunuhan Massal Atas Perintah Raja?

Menurut Vandekilde, helm ini berarti indikasi baru bahwa logam diperdagangkan lebih jauh daripada yang diduga.

Tapi Nicola Ialongo, seorang arkeolog di Georg August University of Göttingen, mengatakan kepada Science bahwa dia skeptis tentang penelitian baru ini.

Dia mencatat bahwa tidak ada helm bertanduk atau artefak terkait yang ditemukan di Belgia, Prancis, Inggris, atau Belanda, semua tempat yang akan dilalui para pelancong menuju pantai Atlantik.

“Bahkan jika Anda menganggap pelaut pergi langsung dari Sardinia ke Skandinavia, mereka pasti berhenti di sepanjang jalan,” katanya.