Penulis
Intisari-Online.com – Apa yang Anda ketahui tentang Bangsa Viking yang hidup pada Abad Pertengahan?
Beberapa penggambaran Viking yang paling umum adalah para pejuang besar yang menggunakan helm bertanduk.
Tetapi sebuah penelitian menemukan bahwa hel terkenal yang ditemukan di Vikso, Denmark, 80 tahun lalu sebenarnya berasal dari sekitar 900 SM, hampir 2.000 tahun sebelum Viking.
Menurut Helle Vandkilde, arkeolog di Universitas Aarhus di Denmark, mengatakan kepad Live Science bahwa selama bertahun-tahun dalam budaya populer, orang selalu mengasosiasikan helm Viks dengan Bangsa Viking.
“Tapi yang sebenarnya, itu omong kosong. Tema bertanduk berasal dari Zaman Perunggu dan dapat dilacak kembali ke Timur Dekat kuno,” kata Vandkilde.
Masyarakat Viking baru berkembang pada abad ke-19 Masehi, dan tidak ada tanda-tanda bahwa Viking benar-benar memakai helm bertanduk.
Menurut history.com, legenda itu kemungkinan berasal dari seniman Skandinavia pada tahun 1800-an, yang mempopulerkan penggambaran perampok nomaden yang mengenakan peralatan itu dalam karya mereka.
Para peneliti sebelumnya telah mengusulkan bahwa kedua helm, yang dihiasi dengan tanduk melengkung itu berasal dari Zaman Perunggu Nordik, dari tahun 1700 hingga 500 SM.
Penelitian baru Vankilde, yang terbitkan dalam jurnal Praehistorische Zeitschrift, dengan menggunakan penanggalan radiokarbon dari tar birch yang ditemukan di salah satu tanduk, untuk mengonfirmasi usia helm bertanduk itu secara lebih tepat.
Penelitian ini juga menunjukkan hubungan antara peradaban Zaman Perunggu di seluruh Eropa dan sekitarnya.
Helm itu mirip dengan penggambaran tutup kepala yang ditemukan dalam seni cadas dan patung-patung yang diproduksi sekitar waktu yang sama di Iberia barat dan pulau Sardinia di Mediterania.
Bahkan motif itu kemungkinan mencapai Eropa dari Timur berkat para pelancong Fenisia dari wilayah pesisir Mediterania timur, melansir CNN.
Para peneliti mengatakan bahwa Timur Dekat dan Mediterania timur membanggakan sejarah mendalam tentang tokoh-tokoh yang menggunakan helm bertanduk yang berhubungan dengna pemerintahan ilahi dan dengan peperangan.
Seperti yang dilaporkan oleh Andrey Curry untuk majalah Science, orang-orang di sana sagnat ingin mendapatkan tembaga dan timah dari jauh karena Skandinavia hampir tidak memiliki sumber daya logam pada saat itu.
Hubungan dengan Eropa selatan menunjukkan bahwa pertukaran ini melibatkan perjalanan di sepanjang pantai Atlantik, daripada perjalanan darat melintasi Pegunungan Alpen.
Pertukaran budaya, seperti hel bertanduk, akan sejalan dengan perdagangan bahan.
Menurut Vandekilde, helm ini berarti indikasi baru bahwa logam diperdagangkan lebih jauh daripada yang diduga.
Tapi Nicola Ialongo, seorang arkeolog di Georg August University of Göttingen, mengatakan kepada Science bahwa dia skeptis tentang penelitian baru ini.
Dia mencatat bahwa tidak ada helm bertanduk atau artefak terkait yang ditemukan di Belgia, Prancis, Inggris, atau Belanda, semua tempat yang akan dilalui para pelancong menuju pantai Atlantik.
“Bahkan jika Anda menganggap pelaut pergi langsung dari Sardinia ke Skandinavia, mereka pasti berhenti di sepanjang jalan,” katanya.
Para pekerja awalnya menemukan dua helm di Viks pada tahun 1942 saat memanen gambut, menurut Museum Nasional Denmark.
Salah satunya ditemukan diletakkan di atas nampan kayu berisi abu, menunjukkan bahwa itu adalah persembahan.
Selain tanduk, helm itu dihiasi dengan paruh dan mata burung pemangsa yang tidak dikenal, dan memiliki perlengkapan yang mungkin digunakan untuk menempelkan bulu dan mungkin surai dari bulu kuda.
Saat mengambil foto mendetail dari salah satu tanduk helm pada tahun 2019, rekan penulis makalah Heide Wrobel Nørgaard, seorang arkeolog di Museum Moesgaard di Denmark, melihat tar birch dan dapat menggunakannya untuk menentukan usia helm.
Penulis mengatakan helm yang dihias akan dikenakan untuk alasan simbolis daripada sebagai perlengkapan pertempuran.
Pada saat mereka dibuat, masyarakat Skandinavia beralih dari pemujaan Matahari ke pemujaan terhadap dewa-dewa yang terkait dengan hewan.
Flemming Kaul, seorang arkeolog di Museum Nasional Denmark yagn tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan, “Ini adalah topi kekuatan agama yang paling mengesankan di Zaman Perunggu.”
Dengan elit politik yang kuat sedang mengkonsolidasikan kekuasaan di Skandinavia pada saat itu, helm mungkin telah menjadi bagian dari upaya untuk melegitimasi bentuk kepemimpinan baru melalui ritual keagamaan.
“Para pejuang bertanduk di Skandinavia, Sardinia, dan Spanyol semuanya berasosiasi dengan rezim politik baru yang didukung oleh kontrol logam dan keyakinan agama baru,” kata Vandkilde kepada CNN.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari