Find Us On Social Media :

Pantas Ukraina Makin Berani Hadapi Rusia, Ternyata Bantuan Militer dari Negara-negara Ini Berbondong-bondong Datang untuk Ukraina

By Tatik Ariyani, Rabu, 26 Januari 2022 | 11:42 WIB

Ilustrasi konflik Rusia-Ukraina.

Intisari-Online.com - Sejak Rusia mulai mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina, hal itu telah menimbulkan kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, dalam beberapa kesempatan, pun telah memperingatkan bahwa setiap agresi lebih lanjut oleh Moskow terhadap Ukraina akan ditanggapi dengan tingkat sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekarang, Gedung Putih tampaknya memberikan beberapa petunjuk spesifik tentang seperti apa sanksi yang akan dilayangkan itu.

Sanksi tersebut berkaitan dengan kebutuhan teknologi.

Menurut beberapa laporan media yang telah terkonfirmasi, Pemerintah AS telah mulai meletakkan dasar untuk larangan penjualan produk teknologi tinggi yang mengandung komponen atau perangkat lunak buatan AS ke Rusia.

Tak hanya peringatan tentang sanksi, beberapa negara pun berbondong-bondong mengirim bantuan militer kepada Ukraina untuk mengantisipasi serangan Rusia.

Pada Selasa, AS telah mengirim pesawat yang membawa peralatan militer dan amunisi ke ibu kota Ukraina, Kyiv.

Pengiriman ketiga paket keamanan senilai $200 juta dimaksudkan untuk membantu Ukraina di tengah ancaman serangan militer Rusia, melansir The Jerusalem Post, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas, Militer China Kumpulkan Pasukan Untuk Mendukung Rusia, Benarkah Akan Menyerang Ukraina Bersama-sama?

Baca Juga: Amerika Ikut Kepanasan, Tak Cukup NATO yang Jorjoran Kirim Militernya ke Ukraina, Amerika Disebut Siap Kerahkan 8.500 Tentaranya ke Ukraina, Putin Ketar-Ketir?

“Mitra kami meningkatkan jumlah bantuan militer, dan hari ini kami bertemu dengan pesawat ketiga dari pemerintah Amerika Serikat sebagai bagian dari bantuan ini,” kata Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov kepada wartawan sebelum pesawat mendarat.

Orang-orang di Kyiv mengatakan mereka gugup tentang kemungkinan perang tetapi tidak panik.