Penulis
Intisari-Online.com - Sosok ini merupakan satu-satunya penguasa wanita Kerajaan Majapahit.
Dia adalahTribhuwana TunggadewiatauTribhuwana Wijayatunggadewi yangmemiliki nama asliDyah Gitarja.
Tribhuwana Tunggadewi merupakan penguasa ketigaMajapahit yang mengantarkan kerajaan tersebutmenuju masa kejayaan.
Namanya pertama kali muncul dalam kitab Nagarakretagama karangan Mpu Prapanca.
Dalam kitab tersebut, Tribhuwana Tunggadewi disebutkan sebagai putri pertama Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit,dengan istrinya yang bernama Gayatri Rajapatni.
Tribhuwana Tunggadewi memiliki saudara kandung bernama Dyah Wiyat atau Rajadewi Maharajasa dan saudara tiri bernama Jayanagara, yang menjadi raja kedua Majapahit.
Setelah Jayanagara meninggal pada 1328, Tribhuwana Tunggadewi menikah dengan Cakradhara atau Kertawardhana Bhre Tumapel.
Dari pernikahannya ini, Tribhuwana Tunggadewi melahirkan Dyah Hayam Wuruk, yang nantinya menjadi raja Majapahit, dan Dyah Nertaja.
Pada 1328, Raja Jayanagara meninggal tanpa meninggalkan putra mahkota.
Menurut Kitab Nagarakretagama, Gayatri kemudian memerintahkan Tribhuwana Tunggadewi untuk menggantikannya naik takhta.
Sebab, Gayatri yang seharusnya dapat mewarisi takhta Jayanagara telah menjadi biksuni atau pendeta Buddha.
Tribhuwana Tunggadewi memerintah sebagai ratu bersama suaminya, Kertawardhana.
Pada awal pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi, yaitu tahun 1331, terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, yang akhirnya dapat dipadamkan oleh Gajah Mada.
Atas jasanya tersebut, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi Mahapatih, jabatan tertinggi kedua setelah raja.
Ketika dilantik menjadi mahapatih pada 1334, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada tidak berkehandak menerima hadiah atau anugerah sebelum berhasil memersatukan nusantara.
Sejak Tribhuwana Tunggadewi didampingi oleh Gajah Mada, kemakmuran Majapahit semakin meningkat.
Untuk memenuhi sumpahnya, Gajah Mada membantu sang ratu dalam perluasan wilayah ke segala penjuru nusantara.
Hasilnya, Bali dan beberapa kerajaan di nusantara dapat ditaklukkan pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi atau Dyah Gitarja.
Pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi berakhir ketika sang ibu, Gayatri, meninggal pada 1350.
Tribhuwana Tunggadewi mengundurkan diri karena ia hanya memerintah untuk mewakili sang ibu.
Setelah itu, takhta kerajaan diserahkan kepada putranya, Hayam Wuruk, yang saat itu baru berusia 16 tahun.
Meski demikian, Tribhuwana Tunggadewi masih sangat aktif terlibat dalam urusan kerajaan.
Tribhuwana Tunggadewi kemudian kembali dinobatkan sebagai Bhre Kahuripan dan menjadi anggota Bhattara Saptaprabhu, dewan tetua kerajaan yang memberikan nasihat kepada raja.
Sebagai sosok yang berperan dalam kemajuan Majapahit, sosok Tribhuwana Tunggadewi dikenang luas bahkan hingga ke mancanegara.
SosokTribhuwana Tunggadewi muncul dalam sebuah game onlineCivilization VI sebagaiDyah Gitarja pada2017 lalu.
Dikutip KompasTekno, kemunculan tokoh wanita Nusantara pada game racikan Firaksis tersebut resmi diumumkan di situs resmi Civilization, Rabu (8/10/2017) lalu.
Dalam game tersebut, Dyah Gitarja akan memimpin kerajaannya, Majapahit menuju puncak kejayaan.
Mengutip wccftech.com, berikut ini deskripsi Dyah Gitarja dalam game Civilization VI.
Dyah Gitarja berubah dari seorang putri yang dikurung di menara menjadi penguasa ratu-pejuang kerajaan rempah-rempah abad ke-14, kerajaan Majapahit (terletak di Indonesia modern). Semuanya dimulai dengan pembunuhan.
Dengan bantuan Gajah Mada, seorang penasihat yang sudah lama dipercaya, dia memulai kampanye untuk menumpas pemberontakan dan mendorong ekspansi besar-besaran Kerajaan Majapahit. Legenda menceritakan bahwa Gitarja bahkan ikut berperang bersama sepupunya, raja Melayu Adityawarman. Pada akhirnya, dia dikenang karena memperluas batas-batas kerajaannya untuk memasukkan kerajaan Pejeng, Dalem, Debahulu dan pulau Bali sambil membantu menstabilkan kerajaan.