Find Us On Social Media :

Perkasa dan Pernah Kuasai Asia Tenggara, Kerajaan Sriwijaya Justru Pernah Dibuat Babak Belur Kerajaan India Ini, Bahkan Menjadi Penyebab Awal Mula Kehancuran Sriwijaya?

By Afif Khoirul M, Jumat, 21 Januari 2022 | 08:51 WIB

(Ilustrasi) Kerajaan Sriwijaya

Rajendra mulai merakit armada yang berteknologi maju pada masanya, dipandu oleh pembuat kapal veteran China dan Arab, kapal dikatakan dilengkapi dengan senjata yang menyerupai penyembur api.

Dengan armadanya yang siap berperang, ia berlayar ke timur menuju Selat Melaka di mana angkatan laut Sriwijaya menunggunya di lepas pantai Kedah.

Tanpa sepengetahuan Sriwijaya, Rajendra membagi angkatan lautnya menjadi dua, mengirimkan armada utamanya mengelilingi pulau Sumatera, sedangkan armada sekunder mengalihkan perhatian musuh.

Ini adalah langkah yang cerdik dan tidak terduga, karena perairan di selatan Sumatra sangat berbahaya selama musim hujan.

Baca Juga: Alasan Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim

Baca Juga: Jika Kapal-kapal Kerajaan Sriwijaya Ada Bilik Gundik, di Kerajaan Kalingga Disebut Banyak 'Perempuan Berbisa' yang Sebabkan Banyak Pria Mati Tapi Mayatnya Tidak Membusuk

Setelah selamat dari rute berbahaya, Chola kemudian mengincar dan menjarah Palembang, ibu kota Sriwijaya selatan.

Akhirnya, armada Sriwijaya tak jauh dari Kedah diserang dari kedua sisi dan dikalahkan dengan telak, meninggalkan Kedah, yang saat itu dikenal sebagai Kadaram.

Dengan Sriwijaya yang dalam keadaan kacau, Chola mengambil waktu mereka untuk menaklukkan Tambralinga, membantu sekutunya Angkor.

Invasi Chola mengakhiri dinasti yang berkuasa di Sriwijaya, melumpuhkan kerajaan yang dulunya kuat dan menjadi saingan regional.

Chola memiliki niat menyerang bukan untuk menaklukkan dan melumpuhkan, alhasil dengan dominasi mereka, Chola terus mempengaruhi politik Asia Tenggara selama bertahun-tahun.

Beberapa sumber menyatakan bahwa Rajendra juga menikahi seorang putri Sriwijaya, menambah legitimasi klaim Chola dalam perselisihan di masa depan.

Kedah juga diserang lagi, lebih dari 50 tahun kemudian oleh cucu Rajendra karena sengketa suksesi.

Hingga kini, sedikit yang disebutkan tentang konflik ini, baik itu dalam buku-buku sejarah India atau Malaysia.

Tetapi itu jelas merupakan pengingat dari banyak peristiwa sejarah yang kurang dikenal tapi telah membentuk dunia kita.