Pada saat itu tahun 1256 Masehi, terjadi peristiwa alam, di mna terjadi gempa bumi di Pabanyu Pindah.
Dalam pupuh pertama diceritakan bahwa kelahiran Hayam Wuruk disertai dengan meletusnya Gunung Kampud yang diduga adalah Gunung Kelud.
Lalu gempa bumi Pabanyu Pindah itu konon akibat meletusnya Gunung Kampud, yang lokasinya di Kediri, Blitar dan Malang.
Namun, hingga kini peristiwa tersebut tak pernah bisa dibuktikan secara ilmiah.
Sementara Kitab Pararton menceritakan, bahwa Hayam Wuruk adalah Raden Tetep, yang memiliki gelar Sri Rajasanagara atau Hyang Wekasing Suka.
Ia memiliki banyak gelar sebagai raja paling berjaya di Majapahit.
Hayam Wuruk sendiri merupakan anak yang lahir dari orang tua Tribhuwana Tunggadewi, dan Sri Kertawardhana.
Kemudian dia naik takhta sebagai penerus Majapahit.
Dia naik takhta dijelaskan dalam pendirian Candi Prapancasapura, yang didirikan saat Hayam Wuruk, dinobatkan sebagai raja Majapahit.
Hayam Wuruk kemudian menjadi Raja dengan nama Abiseka Sri Rajasanagara.