Find Us On Social Media :

Keberadaannya Masih Bikin Takjub hingga Hari Ini, Namun Masih Menyimpan Misteri Siapa Sebenarnya Dinasti Syailendra yang Membangun Borobudur

By Khaerunisa, Sabtu, 8 Januari 2022 | 21:05 WIB

Candi Borobudur

Intisari-Online.com - Candi Borobudur dinobatkan sebagai Candi Buddha terbesar yang ada di dunia.

Kemegahannya membuat takjub. Memiliki tapak candi yang sangat luas berukuran 123 x 123 meter persegi.

Kemudian, tinggi Candi Borobudur adalah 35,40 meter. Terdiri dari 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, dan 1 stupa induk.

Di dalam candi ini, terdapat 2.672 panel. Ansambel reliefnya paling lengkap di dunia dan tidak ada yang menandingi nilai seninya karena setiap adegannya merupakan mahakarya utuh.

Pada tahun 1991, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Persekerikatan bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan Candi Borobudur sebagai salah satu warisan dunia.

Tersohornya candi ini tak perlu ditanya lagi, banyak pula wisatawan asing yang datang mengunjungi Candi Borobudur.

Tetapi, keberadaan candi ini masih menyimpan misteri. Pasalnya, hingga saat ini belum ditemukan bukti catatan sejarah yang dapat menjelaskan siapa yang membangun Candi Borobudur.

Hanya diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-8, saat Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Dinasti Syailendra.

Baca Juga: Tewaskan 830 Ribu Penduduknya Karena Gempa Bumi Mematikan yang Pernah Terjadi, Inilah Fakta Menarik dari Pemerintahan Dinasti Ming, Didirikan oleh Petani Digulingkan Pula oleh Petani

Baca Juga: Diperingati Setiap Tanggal 10 Januari, Inilah Peran Pelajar dan Mahasiswa dalam Aksi Tritura

Melansir ancient-origin.net oleh David Hatcher Childress, saat ini, sejarawan lebih suka menganggap Borobudur sebagai peninggalan dinasti Sailendra, yang konon dimulai sekitar tahun 760 M, beberapa dekade setelah asal-usul Kerajaan Sriwijaya di Sumatera.

Namun, dinasti Sailendra sendiri diselimuti misteri, dan seperti halnya Sriwijaya, asal-usulnya tampaknya tidak jelas bagi sejarawan modern.