Find Us On Social Media :

Saat Seluruh Dunia Mulai Bersuka Cita Akan Wabah Covid-19 yang Perlahan Menghilang, China Justru di Ambang Kekacauan 13 Juta Penduduknya di Kunci Kembali Gara-gara Virus Corona

By May N, Jumat, 7 Januari 2022 | 15:22 WIB

Kondisi kota Xi'an yang kini dikunci ketat karena pemerintah kota di China ini takut dengan ledakan kasus Covid-19

Tidak ada alasan untuk menolak merawat orang dalam konteks epidemi.

Juga pada tanggal 6 Januari, Komisi Kesehatan Kota Xi'an meminta maaf atas kelalaian dalam kasus seorang wanita hamil kehilangan anaknya dan berjanji untuk tidak membiarkan kejadian serupa terjadi serta memastikan untuk menyediakan kebutuhan medis ekonomi bagi masyarakat selama periode epidemi terbaru.

Pada tanggal 5 Januari, seorang wanita yang sedang hamil enam minggu di kota Xi'an berbagi cerita serupa di jejaring sosial Weibo China.

Wanita ini menelepon hotline darurat setempat pada 29 Desember 2021 karena merasa tidak enak badan, tetapi tidak ada yang menjawab.

Polisi setempat mengantarnya ke dua rumah sakit, tetapi keduanya ditolak masuk. Polisi akhirnya membantu wanita itu menemukan rumah sakit untuk menerimanya, tetapi sudah terlambat.

Wanita itu kehilangan seorang anak dalam kandungannya.

Baca Juga: Bukannya Menghindar, Ahli Sebut Infeksi Covid-19 Varian Omicron Justru Bisa Bikin Dunia Kembali Normal, Ini Alasannya

Baca Juga: Covid-19 Merebak Bak Seperti Tahun 2019, Jutaan Rakyat China Justru Jadi Korban Gara-gara Ulah Pemerintahnya Sendiri yang Lakukan Lockdown Ketat, 'Kami Mati Kelaparan!'

Juga pada tanggal 5 Januari, seorang wanita lain di Xi'an berbagi di media sosial bahwa ayah wanita ini telah meninggal karena serangan jantung setelah menderita selama 8 jam karena tidak ada rumah sakit yang mau menerimanya.

Menurut Global Times, orang-orang di kota Xi'an masih menghadapi kesulitan dalam membeli makanan dan makanan serta menjalani prosedur rumah sakit di tengah pandemi.

Dalam pidatonya pada tanggal 6 Januari, Sun menyatakan bahwa perawatan medis di Xi'an harus diklasifikasikan menurut kebutuhan pasien yang berbeda.

Pasien yang sakit kritis, memiliki penyakit serius atau memerlukan perhatian medis yang mendesak, harus dirawat sesegera mungkin, terlepas dari apakah mereka memiliki hasil tes negatif.

Tentu saja, saat menerima dan memberikan perawatan darurat kepada pasien ini, dokter harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang paling aman.

Baca Juga: Setelah Omicron Menggila dan Kasus Campuran Virus Corona dan Flu Mendadak Muncul, Kini Varian Baru Covid-19 Lainnya Ditemukan, Benarkah Lebih Berbahaya dari Keduanya?

Baca Juga: Tahun Shio Macan Air, Inilah Ramalan Tahun 2022 sebagai Tahun Ketiga Pandemi Covid-19, Ada Harapan?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini