Penulis
Intisari-Online.com -Sultan Trenggonoadalah Raja Kerajaan Demak ke-3 yang memerintah sejak 1521-1546.
Ia lahir pada sekitar 1483 sebagai putra dari Syekh Khaliqul Idrus, seorang ulama dari Parsi yang datang ke tanah Jawa dan menetap di Jepara pada sekitar 1400 Masehi.
Sedangkan ibunya adalah putri seorang ulama dari Gujarat yang lebih dulu datang ke tanah Jawa.
Sultan Trenggono berhak atas takhta Demak karena Pati Unus meninggal tanpa keturunan.
Sultan Trengggono merupakan adik Pati Unus, menantu R. Fatah yang menjadi Raja Demak ke-2.
Demak merupakan negeri yang besar dengan kotanya yang memiliki 8.000 hingga 10.000 rumah.
Pada zaman Sultan Trenggono, Demak mencapai puncak kejayaannya.
Hampir seluruh Pulau Jawa menjadi wilayah kekuasannya.
Belum lagi kerajaan-kerajaan di luar Jawa seperti Madura, Sumatera dan Kalimantan.
Pencapaian Demak pada masa pemerintahan Sultan Trenggono pun sangat banyak, termasuk mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada 1527.
Melansir Kompas.com, pada 1522, Fatahillah dikirim Sultan Trenggono ke Banten dalam rangka perluasan wilayah sekaligus menggagalkan upaya Portugis mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
Armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah akhirnya berhasil mengusir Portugis pada 22 Juni 1527 dan mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Setelah menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, usaha untuk memperluas wilayah terus dilakukan hingga Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Timur.
Dalam usaha perluasan wilayah ke Jawa Timur, Sultan Trenggono memimpin pasukannya sendiri.
Pada 1527, pasukan Demak di bawah pimpinan Sunan Kudus berhasil menaklukkan Kerajaan Majapahit.
Selain itu, wilayah lain seperti Madiun, Tuban, Gresik, Surabaya, dan Malang juga berhasil dikuasai.
Penyebar Islam di Jawa Tengah
Sultan Trenggono di samping menaklukkan wilayah juga menjadikan Demak sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah.
Sultan Trenggono juga memerintahkan rakyatnya untuk mematuhi perintah-perintah ajaran agama Islam juga aturan-aturan dalam Jaya Langkara.
Jaya Langkara yaitu sebuah karya tentang prinsip hukum dan aturan Islam.
Semasa dipimpin Sultan Trenggono, Islam telah berhasil ditanamkan dengan kuat di Pulau Jawa.
Masjid-masjid dibangun dan perjanjian membangun kerukunan dan perdamaian berhasil dibuat dengan Raja Kalimantan, Bali, Palembang, Singapura, Indragiri, dan lainnya.
Sultan Trenggono wafat 1546 M saat memimpin ekspedisi militer untuk menundukkan Panarukan Jawa Timur yang tidak mau mengakui kekuasaan Kasultanan Demak.
Baca Juga: Para Pujangga dan Karya Sastra Kerajaannya yang Berkembang Pesat di Zaman Majapahit
(*)