Intisari-Online.com - China makin memperkuat negaranya dengan julukan negara adidaya.
Tidak hanya soal militer dan ekonomi, rupanya China makin berkembang di dunia teknologi.
Demi menjadi negara adidaya di dunia, China membuat heboh dunia karena membuat 'matahari buatan' China.
Apa itu 'matahari buatan' China?
Dilansir dari kompas.com pada Minggu (2/1/2022), 'matahari buatan' China itu sebenarnya adalah reaktor fusi nuklir.
Dan untuk pertama kalinya 'matahari buatan' ini berhasil dinyalakan.
Tentu saja ini merupakan keberhasilan.
Sebab ini menandai kemajuan besar dalam penelitian tenaga nuklir di negeri Tirai Bambu ini.
Alasannya karena reaktor fusi nuklir China ini merupakan perangkat penelitian eksperimental fusi terbesar dan tercanggih di China.
Hebatnya tidak hanya sekedar menyala, matahari buatan China ini rupanya kembali mencatat rekor barunya.
Ya, dilansir dari CGTN pada Jumat (31/12/2021), matahari buatan itu mampu menyala selama 1.056 detik atau sekitar 17 menit pada suhu mendekati 70 juta derajat Celcius.
Matahari buatan itu menyala dalam sistem bernama experimental advanced superconducting tokamak (EAST).
EAST sendiri digadang-gadang reaktor fusi nuklir yang disebut-sebut akan menjadi sumber energi di masa depan.
Sebab matahari buatan ini memanfaatkan medan magnet untuk bisa menghasilkan plasma panas dari fusi nuklir.
Dengan begitu, energi yang dihasilkan jauh lebih bersih dan stabil meski sama-sama menggunak hidrogen dan gas deuterium sebagai bahan bakar.
Ini berbeda jauh dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, maupun gas alam.
Sebab seluruh bahan bakar fosil itu dianggap akan habis atau bisa mencemari lingkungan.
Terakhir para ilmuwan mengungkapkan bahwa panas yang dihasilkan reaktor tersebut sekitar 10 kali lebih panas dari inti matahari.
Artinya suhunya bisa mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius.