Find Us On Social Media :

Jadi Sisa-sisa Masyarakat Terakhir Majapahit, Inilah Suku Tengger yang Layaknya Hidup Bersembunyi untuk Meneruskan Budaya Leluhur Majapahitnya

By May N, Jumat, 31 Desember 2021 | 16:52 WIB

Suku Tengger keturunan terakhir Majapahit

Konon menurut kepercayaan Hindu di Pulau Jawa, pegunungan Tengger diakui sebagai tempat suci yang dihuni abdi spiritual dari Sang Hyang Widi Wasa, abdi ini disebut juga sebagai hulun.

Hal ini dibuktikan dengan Prasasti Walandhit berangka 851 Saka atau 929 Masehi, seperti disebutkan Yulianti dalam bukunya.

Dituliskan sebuah desa bernama Walandhit di Pegunungan Tengger adalah tempat suci yang dihuni oleh Hyang Hulun atau abdi Tuhan.

Prasasti ditemukan di daerah Penanjakan (Desa Wonokitri) Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan yang berangka tahun 1327 Saka, atau 1405 M.

Baca Juga: Gara-gara Pedagang dari China, Majapahit Sampai Keluarkan Uang Gobog untuk Alat Tukar dan Pembayaran Pajak, Ini Keunikan Uang Era Majapahit Itu

Kemudian pada awal abad ke-17, Kerajaan Mataram Islam mulai memperluas kekuasaannya sampai ke Jawa Timur, tapi rakyat di daerah Tengger masih mempertahankan identitasnya dari pengaruh Mataram.

Keadaan berubah bagi masyarakat Tengger di tahun 1764 karena harus takluk dengan pemerintah Belanda, kemudian pada 1785, Belanda mulai mendirikan tempat peristirahatan Tosari dan menanam sayuran Eropa contohnya kentang, wortel dan kubis.

"Situasi politik pada abad ke-19 berubah. Kekurangan penduduk di daerah Tengger dan sekitarnya menarik para pendatang dari daerah lain yang mulai memadat," imbuh Yulianti.

Karena mengisolasi diri dari luar selama bertahun-tahun, kondisi sosial Suku Tengger berbeda dengan lainnya.

Baca Juga: Selama Ini Kita Keliru, Rupanya Majapahit Bukanlah Kerajaan Hindu-Buddha Semata, Kepercayaan Inilah Justru yang Lebih Dominan