Find Us On Social Media :

Sebentar Lagi Natal, Dimulai pada Zaman Kuno, Rupanya Ratu dari Inggris Inilah yang Populerkan Pohon Natal, Dimulai dari Festival Musim Dingin, Hingga Pohon Ini Digunakan Sebagai Simbol Kehidupan

By K. Tatik Wardayati, Senin, 20 Desember 2021 | 10:00 WIB

Ratu Victoria dan Albert bersama anak-anak mereka yang memasang pohon Natal.

 

Intisari-Online.com – Pernahkah Anda terpikir tentang Pohon Natal, mungkin agak aneh ya?

Bayangkan menebang pohon yang hidup di luar sana, lalu membawanya ke dalam rumah dan menggantungkan banyak benda pada pohon itu, dan perlahan-lahan pohon itu akan mati.

Sebelum ada listrik, orang akan menaruh lilin pada cabang pohon itu, menjadikan risiko kebakaran yang mengerikan.

Kemudian ketika Natal berakhir, Anda menurunkan semua benda di pohon itu lalu membuang pohon malang itu.

Baca Juga: Pangeran Harry Dikira Penjual Pohon Natal oleh Seorang Anak Kecil di Sebuah Toko Ketika Dia dan Meghan Belanja untuk Dekorasi Natal Rumah Mereka, Apa Reaksinya?

 Lalu, bagaimana ini menjadi tradisi global?

Kisah pohon Natal dimulai pada zaman kuno.

Orang Kristen mencontoh Natal setelah festival musim dinign Romawi di Saturnalia, di mana orang-orang mendekorasinya dengan pohon cemara.

Simbolismenya cukup sederhana, selama hari-hari pendek, gelap, dan dingin di sekitar titik balik matahari musim dingin, orang-orang menggunakan pohon cemara sebagai simbol kehidupan dan pertumbuhan yang akan datang.

Baca Juga: Anda Merayakan Natal? Ini 5 Tren Dekorasi Natal di Rumah yang Kekinian

 

Terlepas dengan barengnya praktik  Romawi, namun catatan tentang orang Kristen yang menggunakan pohon Natal sampai periode abad pertengahan di Jerman, tidak ada.

Pohon Natal modern mungkin tidak berasal dari Roma Kuno tetapi praktik Kristen memasang ‘pohon surga’ di sekitar liburan Natal.

Orang Jerman abad pertengahan memainkan drama moralitas tentang kisah Adam dan Hawa dengan pohon-pohon ini sebagai penyangga utama.

Pohon-pohon itu juga dihias dengan buah-buahan, atau kadang-kadang hanya hiasan berwarna yang mewakili camilan naas Hawa.

Praktik tersebut, kemudian mungkin dikombinasikan dengan beberapa kepercayaan pagan tentang pemujaan pohon dan/atau Martin Luther yang terpikat oleh langit berbintang yang terlihat melalui cabang-cabang pohon.

Dan kemudian membuat orang-orang di beberapa bagian Jerman menghiasi rumah mereka dengan pohon Natal pada tahun 1600-an.

Beberapa imigran Jerman membawa tradisi ini ke Amerika Serikat dan tempat-tempat lain.

Pohon Natal tetap menjadi praktik khusus sampai pertengahan abad ke-19, meski tidak tersebar luas di Jerman.

Dan rupanya dari keluarga Kerajaan Inggris, melansir historyofyesterday, keluarga paling berkuasa di dunia saat itu, yang  hidupnya menjadi model bagi orang-orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Dieksekusi Bersama Istrinya, Beginilah Akhir Tragis Diktator Komunis Romania, Ditumbangkan di Hari Natal dan Disiarkan Langsung ke Seluruh Dunia

 

Banyak bangsawan Inggris, yang tidak benar-benar Inggris, karena mereka orang Jerman,yang menjalin ikatan pernikahan dengan keluarga kerajaan dan berbagai kerajana di Eropa tengah.

Kerajaan Anglo-Jerman pertama yang membawa tradisi pohon Natal ke Inggris adalah Ratu Charlotte, istri George III, yang dibesarkan di Mecklenburg, sebuah area yang pohon cemara dan cabang-cabangnya merupakan dekorasi Natal yang umum.

Dia mendirikan pohon Natal kerajana pertama pada tahun 1800 di sebuah situs terkemuka di istana.

Pohon itu dihiasi dengan lilin dan dekorasi, dan Charlotte membuat para abdi dalemnya untuk bergabung dengannya menyanyikan lagi-lagu Natal di sekitar pohon.

Para bangsawan kemudian mengambil kesempatan untuk meniru ratu mereka.

Dalam beberapa tahun, menjadi mode bagi bangsawan Inggris untuk menghias pohon dengan lilin, camilan, dan dekorasi lainnya serta menjadikan pusat perayaan Natal mereka.

Keluarga kaya ini bisa mendemonstrasikan karunia mereka di lantai di bawah pohon.

Pada tahun 1840-an, pohon Natal memantapkan dirinya di Inggris, tetapi hanya untuk kelas atas.

Lalu, siapa yang punya waktu dan uang untuk menebang pohon dan menghiasnya hanya untuk beberapa minggu?

Baca Juga: Kamu Adalah Anak Soekarno! Kado Natal untuk Charles dari Sang Bunda Setelah 40 Tahun Dirahasiakan 'Keturunan Darah Biru' Ini

 

Rupanya dibutuhkan kerajaan yang lebih berpengaruh untuk menjadikan pohon Natal sebagai praktik massal.

Pada tahun 1848, Ratu Victoria yang memerintah kerajaan paling kuat di dunia, bahkan pengaruhnya menyebar dari Australia ke India  ke Kanada.

Orang-orang di seluruh dunia sangat ingin tahu tentan ghidupnya dan lika-likunya di surat kabar yang populer saat itu.

Penobatannya di usia 18 tahun, pernikahannya di usia muda, dan kelahiran sembilan anaknya mendapat perhatian.

Ibu Victoria adalah orang Jerman, jadi dia tumbuh besar dengan pohon Natal di rumahnya.

Suaminya, Albert, berasal dari Kadipaten Saxe-Coburg di Saxony, kerajaan Jerman utara lainnya dari negeri pohon Natal.

Pasangan itu, menjadikan pohon Natal sebagai tradisi bagi orang-orang kelas menengah di Inggri dan di seluruh dunia.

Albert, adalah seorang penggemar hijau sejati, yang kemudian memutuskan mendirikan pohon di seluruh negeri di tempat-tempat seperti sekolah dan barak militer.

Tetapi terobosan nyata pohon Natal adalah sebuah gambar.

Baca Juga: Aneh, Seluruh Laki-laki di Sebuah Kampung di Sumatera Utara Ini Tiba-tiba Menghilang Tanpa Jejak, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya

 

Pada tahun 1848, ilustrator London News menerbitakan sebuah gambar pasangan kerajaan dan anak-anak mereka yang sedang mendekorasi sebuah pohon.

Pohon tersebut penuh dengan ornamen lucu, dan banyak mainan anak-anak tergeletak di bawahnya.

Sesuatu dalam gambar ini menarik bagi orang-orang di seluruh dunia, kemungkinan karena cahaya lembut pohon, hadiah dan ornamen, atau rumah tangga yang menawan dari pasangan kerajaan dan anak-anak mereka yang masih kecil.

Selama beberapa dekade berikutnya, pohon Natal lepas landas.

Pada tahun 1860, hampir setiap keluarga Inggris yang memiliki sarana untuk membeli satu telah mendirikan sebuah pohon di rumah mereka.

Badan amal juga menjadikan pohon sebagai pusat perayaan liburan mereka untuk orang-orang yang kurang beruntung.

Orang-orang di belahan dunia lain juga mengadopsi pohon Natal.

Orang-orang kelas menengah di Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa mereka mengikuti tren Eropa, menirukan Victoria dan Albert.

Bahkan di tempat-tempat seperti Bahama, jauh dari hutan yang selalu hijau, pohon Natal sudah umum pada tahun 1860-an.

Pada pergantian abad kedua puluh, pohon Natal dapat ditemukan hampir di mana saja liburan dirayakan, dan  bertahan sampai hari ini.

Nah, jika Anda berkumpul di sekitar pohon Natal sekarang ini, maka Anda bisa berterima kasih kepada para bangsawan Jerman-Inggris yang menjadikan pohon Natal ini nge-trend satu setengah abad yang lalu.

Baca Juga: Beda dari Seluruh Dunia, di Pulau Ini Hari Natal dan Tahun Baru Jatuh di Tanggal 6 dan 13 Januari

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari