Find Us On Social Media :

Meninggal 10 Tahun yang Lalu, Permintaan Terakhir Kim Jong-Il ke Kim Jong-Un Ini Malah Membuat Sang Diktator Terkejut hingga Diduga Nekat Lakukan Hal Ini

By Mentari DP, Senin, 20 Desember 2021 | 10:45 WIB

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Il-Sung, Kim Jong-Il (tengah), dan Kim Jong-Un (kanan).

Intisari-Online.com - Sepuluh tahun yang lalu, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Il meninggal karena serangan jantung pada usia 69 tahun.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi di seluruh negeri, seorang penyiar berlinang air mata.

Dia mengatakan kematian Kim Jong-Il membuat jutaan warga Korea Utara diliputi kesedihan yang tak terlukiskan.

Baca Juga: Tak Mau Ketinggalan dengan Musuh Bebuyutannya, Rusia Mulai Produksi Massal Rudal Hipersonik Bertenaga Nuklir Bahkan Sudah Berhasil Melakukan Uji Coba, Hasilnya Bikin Amerika Ketar-ketir

Tak lama, foto-foto muncul memperlihatkan Kim Jong-il di Pyongyang.

Tak lama, putra Kim Jong-Il, Kim Jong-Un, diumumkan sebagai penerus yang harus dipersatukan oleh Korea Utara.

Sejak itu, Kim Jong-Un menjadi Pemimpin Tertinggi Korea Utara.

Dia berhasil melakukan banyak hal yang tidak pernah dilakukan ayahnya. Salah satunya terkait senjata nuklir.

Beberapa kali, Kim Jong-Un mengancam dunia dengan perang nuklir.

Namun ada beberapa kisah tentang Kim Jong-Il dan Kim Jong-Un yang tidak pernah dibahas.

 

Baca Juga: Tanpa Pandemi Virus Corona Sekalipun, Warga Korea Utara Memang Sulit Keluar dari Bencana Kelaparan, Pembelot Ini Bongkar Kondisi Mengejutkan Pertanian di Korea Utara

Beberapa bulan setelah kematiannya, dua lembaga think tank di Korea Selatan memperoleh wasiat terakhirnya.

Isinya tentang masa depan negaranya, Korea Utara.

Dilansir dari express.co.uk pada Senin (20/12/2021), dalam isi wasiat terakhirnya, dia meminta agar negara itu menghentikan perang dengan lawan lama di selatan.

Pernyataan itu menurut kutipan yang diperoleh dan dipublikasikan oleh Institut Sejong asal Korea Selatan.

Namun, ia juga memerintahkan Korea Utara untuk terus mengembangkan senjata pemusnah massal.

Dalam kutipan yang diperoleh Lee Yun-keol, seorang pembelot Korea Utara yang terkenal dan kepala Pusat Layanan Informasi Strategis NK, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Seoul, salah satu permintaan menonjol menyangkut anak-anaknya dari pernikahan sebelumnya dan bagaimana mereka harus dilindungi.

Dia meminta agar perhatian khusus diberikan kepada putra sulungnya, Kim Jong-Nam.

Dia meminta agar Kim Jong-Nam diberi kehidupan yang nyaman di luar negeri, menurut SinoNK, sebuah jurnal yang didedikasikan untuk studi Asia Timur Laut.

Namum keinginan Kim Jong-Il tidak bisa terwujud.

Saudara tiri Kim Jong-Un, Kim Jong-Nam tewas dalam serangan di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada 2017.

 

Baca Juga: Saat Seluruh Dunia Soroti 'Menghilangnya' Kim Jong-Un, Tanpa Disadari Korea Utara Telah Membangun Kekuatan Militer Terbesarnya, Ini yang Diincarnya

Saat menunggu penerbangan, pria berusia 45 tahun itu didekati oleh dua wanita dalam insiden terpisah.

Lalu dia dibekap dengan cairan yang kemudian ternyata adalah racun saraf VX yang mematikan.

Dia dibawa ke rumah sakit terdekat, tetapi dia sudah meninggal sekitar 20 menit yang lalu.

Dua wanita, Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong, dari Vietnam, ditangkap.

Dalam sebuah wawancara dengan Mail on Sunday, Aisyah mengatakan bahwa dia direkrut oleh pria yang dia yakini sebagai produser TV.

 

Namun beberapa publikasi, termasuk Business Insider, orang-orang itu diyakini sebagai agen rahasia Korea Utara, dan merekrut Aisyah untuk membunuh Kim Jong-Nam atas perintah Kim Jong-Un.

Jika benar, mengapa Kim Jong-Un membunuh Kim Jong-Nam?

Rupanya Kim Jong-Nam secara terbuka menentang pemerintahan Kim Jong-Un.

Menurut informan CIA, Kim Jong-Nam menjalani sebagian besar hidupnya di luar Korea Utara.

Sejak kelahirannya pada tahun 1971, Kim Jong-Nam disebut-sebut jadi calon pemimpin masa depan Korea Utara.

Dia bahkan dikirim ke sekolah asrama Swiss.

Baca Juga: Langsung Bikin Seantero Dunia Jantungan, Korea Utara Mendadak Tembakkan Rudal Balistik ke Perairan Jepang, Diduga Hal Ini yang Jadi Pemicunya

Tapi pada tahun 2001, sebuah insiden yang melibatkan dia terjadi.

Hal ini membuat dia dianggap telah membawa aib dan penghinaan bagi Korea Utara dan keluarganya.

Insiden itu terjadi ketika dia tiba di di Bandara Internasional Narita di Jepang, ditemani oleh dua wanita dan seorang anak laki-laki berusia empat tahun, yang diidentifikasi sebagai putranya.

Tapi dia ditahan dan ditangkap karena mencoba memasuki negara itu dengan paspor Dominika palsu, menggunakan nama Chinanya.

Setelah ditahan, dia dideportasi ke China, di mana dia mengatakan bahwa dia bepergian ke Jepang untuk mengunjungi Tokyo Disneyland.

Insiden itu menyebabkan ayahnya membatalkan rencana kunjungan ke China karena malu.

Sejak itu, reputasi Kim Jong-Nam tidak pernah pulih.

Baca Juga: Bencana Kelaparan Tak Lama Lagi Akan Menimpa Korea Utara, Kim Jong-Un Malah Perintahkan Warga Korea Utara Makan Angsa Hitam, Alasannya Bikin Geleng-geleng Kepala