Pantas Masih Pakai Dollar AS Meski Bikin Harga Kebutuhan Melambung Tinggi, Ternyata Ini Alasan Timor Leste Gunakan Dollar sebagai Mata Uang Resmi

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Illustrasi) Mata uang Timor Leste

Intisari-Online.com - Mengapa Timor Leste memilih dollar AS sebagai mata uangnya dan apa alasannya?

Timor Leste adalah satu dari sedikit negara yang belum memiliki mata uang sendiri.

Sejak lepas dari Indonesia pada 20 Mei 2002, mata uang yang digunakan sebagai mata uang resmi pun berubah.

Dikutip dari laman Peacekeeping Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dollar AS dipilih sebagai mata uang resmi di Timor Leste sejak tahun 2000 dengan dikeluarkannya Regulation 2000/7 pada 24 Januari 2000.

Baca Juga: Militer Negaranya Bahkan Sama Sekali Tak Diperhitungkan Dunia, Tentara Timor Leste Tiba-tiba Bekerja Sama dengan Armada Terbesar Angkatan Laut AS, Ada Apa?

Aturan tersebut berbunyi, bahwa semua transaksi resmi harus menggunakan dollar AS.

Namun begitu, masyarakat masih diperbolehkan menggunakan mata uang lain yang juga masih beredar cukup banyak seperti rupiah, bath (Thailand), escudo (Portugis), dan dollar Australia.

Saat itu, UNTAET (PBB) dan pemerintahan transisi Timor Leste beralasan, dollar AS dipilih karena mata uang tersebut stabil dan kuat serta diterima di seluruh dunia.

Keputusan itu kemudian disahkan oleh National Concultative Council (NCC) yang wewenang dan tugasnya mirip dengan MPR RI di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste: Didekatkan pada Kemerdekaan Usai Peristiwa Santa Cruz yang Tewaskan Ratusan Orang, Rencana Kedatangan Bekas Penjajahnya yang Jadi Awal Mula Tragedi Ini

Pada awal penerapan, penggunaan dollar AS menimbulkan gelojak di tengah masyarakat.

Hal ini karena nilai dollar AS sangat tinggi untuk ukuran standar harga barang dan jasa di negara bekas koloni Portugis tersebut.

Menerapkan dollar AS sebagai mata uang resmi negara, membuat harga-harga barang dengan cepat melambung tinggi.

Namun pemerintah Timor Leste tidak bergeming, dan beranggapan bahwa penggunaan dollar AS tidak berpengaruh pada harga, namun masyarakatkah yang harus menyesuaikan melalui pengaturan jumlah barang atau jasa.

Baca Juga: Bikin 'Pede' Setengah Mati untuk Lepas dari Indonesia karena Punya Ladang Minyak, Timor Leste Malah Terciduk Selundupkan BBM oleh TNI

Sederhananya, harga beras apabila dibeli dengan rupiah adalah seharga Rp 5.000 per liter, bukan berarti setelah transisi harga beras 1 liternya kemudian dihargai 1 dollar AS.

Yang berlaku adalah, saat seorang membeli beras dengan mata uang sebesar 1 dollar AS, maka beras yang didapatkan harus lebih banyak dari 1 liter.

Selain itu, kenaikan harga-harga barang di masa transisi, menurut pemerintah, bukan karena penggunaan dollar AS, namun terjadi karena adanya prinsip pasar (permintaan dan penawaran).

Baca Juga: Tubuh di Bawah Pusarnya Sudah Mati Rasa, Pria Timor Leste Ini Justru Sukses Pinang Wanita Cantik Asal Australia, Fakta Setelah Pernikahan Tak Kalah Mengejutkan

Keputusan untuk mengadopsi dollar AS dibuat oleh PBB dan pemerintah Timor Leste untuk menyelamatkan negara dari ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Adopsi dolar membuatnya lebih mudah untuk investor asing untuk berdagang dan melakukan bisnis di negara tersebut.

(*)

Turis Amerika hanya perlu membawa uang mereka ke negara itu dan membelanjakannya dengan cara apa pun yang mereka inginkan.

Selain itu, ada jenis uang bernama Centavo yang dipakai sebagai alat pembayaran berbentuk koin, tapi diproduksi dan dipasok langsung dari Portugal.

Artikel Terkait