"Semakin buruk hubungan antara Rusia dan Ukraina, semakin sulit hidup kita. Banyak orang di desa telah pergi karena mereka takut akan bahaya di dekat zona perang," kata Momot, 68, seorang peternak sapi perah.
Setelah rumahnya runtuh karena penembakan, Momot pindah bersama putranya di sebuah pemukiman dekat desa Nevelske.
Namun, suara tembakan dan mortir masih melekat pada hidupnya dan banyak penduduk desa lainnya.
"Kami sedang mempersiapkan untuk musim dingin yang keras tanpa gas, hanya batu bara dan kayu bakar. Kami khawatir perang besar antara Rusia dan Ukraina akan segera dimulai. Banyak orang di pemukiman darurat ini berkemas untuk pergi," kata Momot sambil menangis.
Konflik antara tentara Ukraina dan separatis di Donetsk dan Lugansk dimulai pada April 2014, beberapa minggu setelah Rusia mencaplok Krimea.
Ukraina dan Barat telah berulang kali menuduh Rusia mendukung separatis di Donetsk dan Lugansk dengan senjata dan amunisi.
Rusia membantah informasi di atas dan mengatakan bahwa orang-orang di dua wilayah ini hanya "bertindak sesuai keinginan mereka sendiri".