Pembatalan pembelian tersebut rupanya ditengarai akibat tekanan dari Amerika Serikat (AS) yang melarang Indonesia membeli segala piranti militer dari Rusia.
Melansir Bloomberg, seorang pejabat AS, yang tak mau disebutkan namanya, menyebutkan negara Paman Sam itu enggan bila Indonesia memiliki jet tempur yang dijuluki Super Flanker tersebut.
Lyudmila Vorobieva, Dubes Rusia untuk Indonesia, bahkan sudah mengetahui lebih dahulu bila AS sengaja menghalang-halangi Indonesia untuk membeli alutsista dari negaranya.
“Bukan rahasia bahwa Amerika Serikat memberikan tekanan yang tidak disembunyikan pada negara-negara yang berniat membeli peralatan pertahanan Rusia.”
Menurut Lyudmila, “Tujuannya jelas, untuk membuat negara-negara ini menolak untuk mendapatkan senjata dari Rusia dan beralih ke Washington. Tentu saja persaingan tidak adil yang melanggar aturan dan norma bisnis yang transparan dan sah.”
Dmitry Shugayev, direktur Layanan Federal Rusia untuk Militer, Teknik Kerjasama (FSVIS), mengutip janes.com (17/3/2020), menegaskan jika pembelian 11 unit SU-35 Indonesi amasih aktif dan sesuai rencana.
Dia juga membantah kabar mengenai pembatalan pembelian SU-35 tersebut.
“Tidak ada pembatalan resmi dari pembeli (Indonesia) untuk SU-35,” kata Shugayev.
“Kami belum menerima surat apa pun mengenai masalah ini dan belum diberitahu tentan gitu,” tambahnya lagi.