Penulis
Intisari-online.com - Varian baru Covid-19 Omicron telah resmi masuk ke Indonesia pada Rabu (15/12/21).
Hal ini diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang mengatakan pasien pertama berada di Wisma Atlet Jakarta.
Pasien tersebut berinisial N yang merupakan petugas kebersihan Wisma Atlet.
Pada 8 Desember 2021, sampel rutin diambil di wisma atlet kemudian dikirimkan ke Kemenkes untuk Whole Genome Sequences (WGS).
"Kami terima 10 Desember dan kami lihat ada 3 pekerja pembersih di Wisma Atlet positif PCR, tetapi positif Omicron 1 orang," jelas Budi.
Lantas, apakah varian ini akan menjadi momok menakutkan seperti varian Delta yang sempat mengamuk di Indonesia ?
Menurut The Guardian, varian Omicron berkembang biak 70 kali lebih cepat dari virus asli SARS-CoV-2 dan Varian Delta.
Kemudian, dalam tes jaringan yang diambil dari bronkus, 10 kali lebih lambat di jaringan paru-paru.
Penelitian baru oleh para ilmuwan dari Universitas Hong Kong diperkirakan membantu menjelaskan penyebaran cepat varian Omicron, menurut Guardian.
Menurut hasil penelitian laboratorium, varian Omicron berkembang biak sekitar 70 kali lebih cepat dari varian Delta dan strain virus asli dalam 24 jam.
Tim juga menemukan bahwa varian Omicron tumbuh 10 kali lebih lambat di jaringan paru-paru.
Ini mungkin alasan mengapa Omicrons cenderung menyebabkan penyakit serius.
Michael Chan Chi-wai, penulis studi tersebut, mengatakan varian Omicron masih berpotensi menyebabkan penyakit parah akibat reaksi berlebihan dari sistem imun tubuh manusia.
"Dengan menyebar lebih cepat, virus masih bisa mengancam jiwa dan menyebabkan penyakit serius, meski virusnya kurang ganas," kata peneliti Michael.
"Dikombinasikan dengan studi terbaru kami tentang kemampuan Omicron untuk menghindari antibodi yang dihasilkan vaksin, ancaman keseluruhan yang ditimbulkan oleh varian Omicron bisa sangat mengkhawatirkan," kata penulis penelitian.
Jeremy Kamil, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Health Shreveport University di Louisiana (AS), mengatakan bahwa studi para ilmuwan Hong Kong sebagian menunjukkan seberapa cepat varian Omicron tumbuh di jaringan bronkial populasi.
"Ini juga bisa menjelaskan mengapa Omicron menyebar begitu cepat di antara orang-orang," kata Kamil.
"Selain itu, Omicron juga berpotensi menyebar di antara individu yang divaksinasi, terutama mereka yang belum menerima suntikan booster baru-baru ini," jelasnya.