Ukraina Hanya Secuil Sasaran, Rusia Diprediksi Bakal Memicu Perang Lebih Besar Sejak Perang Dunia II, Aliansi Barat Bisa Diguncang Rusia

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Tank Perang Ukraina.

Intisari-online.com - Jika Rusia benar-benar melancarkan serangan ke Ukraina, ternyata ini bukan hanya pukulan bagi Ukraina tetapi Barat.

Menurut pejabat intelijen Barat, memperingatkan bahwa Ukraina hanya secuil pemicu konflik yang lebih besar lagi.

Berbicara kepada wartawan, termasuk BBC, pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan.

"Itu tidak bisa diabaikan. Jika Rusia meluncurkan kampanye militer melawan Ukraina dalam bentuk apa pun, hal yang sama dapat terjadi pada negara-negara anggota NATO," katanya.

Baca Juga: Motivasi Para Atlet, Grid Network Apresiasi Kontingen Indonesia Untuk Olimpiade Tokyo 2020 Lewat Akses Gratis E-Magazine

NATO adalah aliansi militer yang terdiri dari 30 negara anggota, termasuk negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Seluruh blok NATO memiliki tanggung jawab untuk pertahanan bersama jika sebuah negara dalam aliansi diserang.

"Memikirkan bahwa konflik terbatas pada satu negara adalah bodoh," pejabat itu menekankan.

Sebelumnya, Kepala Staf Umum Angkatan Darat Inggris, Laksamana Tony Radakin, juga mengungkapkan pandangan serupa.

Baca Juga: Indonesia Pernah Jadi Rebutan AS-Rusia, Siapa Sangka Rusia Bongkar Betapa Sulitnya Menjalin Hubungan Dengan Indonesia, Sampai Presiden Vladimir Putin Harus Turun Tangan

"Serangan Rusia skala penuh di Ukraina bisa jadi dalam skala yang tidak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II," kata Radakin.

Laksamana Inggris menggambarkan konsentrasi ratusan ribu tentara dan ribuan aset militer Rusia di perbatasan Rusia sebagai tanda "sangat mengkhawatirkan".

Meskipun ada peringatan dan ancaman sanksi dari AS dan NATO, Rusia belum menunjukkan tanda-tanda penarikan pasukannya di perbatasan Ukraina.

Intelijen AS memperkirakan bahwa Rusia memiliki 175.000 tentara yang ditempatkan di perbatasan Ukraina, termasuk sekitar 90.000 tentara reguler, sisanya adalah cadangan.

Pasukan Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja, tetapi masih kekurangan beberapa komponen kunci seperti pasukan pendukung logistik, gudang amunisi, rumah sakit lapangan, dan bank darah.

Jika Rusia menyerang, pejabat intelijen Barat memperkirakan sejumlah besar pengungsi akan berbondong-bondong ke Eropa Barat.

"Tingkat kehancuran di Ukraina bisa sangat besar, akan ada banyak pengungsi dan korban jiwa yang tinggi," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Baca Juga: Bak Mengulang Sejarah Tahun 1962, Kala Dunia Mencekam Akibat Ancaman Perang Nuklir, Kini Tanpa Sepengetahuan Dunia Ternyata Rusia dan Ukraina Alami Situasi Nyaris Sama

Sejak pecahnya konflik di Ukraina timur pada 2014, diperkirakan 14.000 orang tewas dan 1,4 juta mengungsi.

Para pejabat Barat mengatakan Rusia dapat memperluas kampanye militernya terhadap negara-negara anggota NATO, termasuk serangan siber, serangan proxy atau bahkan serangan langsung.

"Konflik bisa menyebar ke negara-negara Eropa, akibatnya akan luas," kata pejabat itu.

Saat ini, AS dan NATO telah dengan jelas menyatakan keinginan mereka untuk bernegosiasi dengan Rusia.

Moskow membuka kemungkinan negosiasi langsung dengan NATO, setelah panggilan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden.

Tetapi Rusia juga membuat garis merah yang jelas, bahwa NATO harus menghentikan kegiatan militer yang dekat dengan perbatasan Rusia dan Ukraina tidak diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

Artikel Terkait