Penulis
Intisari-Online.com -Tahun 2020 lalu, mantan Perdana Menteri Malaysia telah diputus bersalah atas dakwaan dalam kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
MelansirKompas.com, 1MDB adalah dana pemerintah yang diluncurkan pada 2009 dengan bantuan pemodal Malaysia Low Taek Jho, untuk membangun perekonomian "Negeri Jiran".
Low memiliki kedekatan dengan Najib Razak, tapi dia tidak punya posisi resmi di 1MDB.
Ia membantu menyusun perencanaan dana dan membuat kebijakan-kebijakan penting.
Lebih dari US$ 4,5 miliar dicuri dari 1MDB antara 2009-20015 oleh pejabat tingkat tinggi dan rekanannya.
1MDB rencananya akan mendanai pembangunan pembangkit listrik dan aset-aset energi lainnya di Malaysia dan Timur Tengah, termasuk pembangunan real estate di Kuala Lumpur.
Dana tersebut diawasi secara ketat oleh Najib, dan dia memimpin dewan penasihatnya sampai 2016.
Kecurigaan muncul pada 2014, saat terungkap 1MDB memiliki utang sebesar 11 miliar dollar AS (Rp 160 triliun).
Skandal ini pertama kali terungkap dari laporan mediaSarawak Report, dan semakin mencuat kala diberitakanThe Wall Street Journalpada 2015.
Hingga pada tahun 2018, sebuah kapal mewah milikLow ditangkap oleh polisi Indonesia di Bali.
Kapal pesiar tersebut senilai dengan 3,5 Triliyun dan terdaftar di Kepulauan Cayman dengan nama Equanimity.
Atas penangkapan kapal tersebut, poolitisi dan warga Malaysia memuji kesigapan Polisi Indonesia.
Bahkan Politisi Azmin Ali mengatakan,"kegagalan otoritas Malaysia untuk bertindak demi keadilan sangat kontras dengan tindakan berani otoritas Indonesia".
Hingga anggota Parlemen Shah Alam, Khalid Samad pernah mengutarakan niatnya untuk mengganti nama kapalnya menjadi 'Ignominity' dengan arti malu besar.
Melansirdari akun Youtube TV @KiniTV, Berikut ucapan kekecewaan Khalid Samad, Rabu (7/3/2018).
"Ini kapal melambangkan malu besarnya rakyat Malaysia."
"Sekarang ini kita ini dijadikan bahan ketawa oleh jiran kita, Indonesia.
Indonesia yang dulu kita pandang remeh. Kita pandang rendah.
Sebagai negara asal buruh kasar, pembantu rumah, masyarakat yang kurang maju, kita lah yang paling maju di kalangan rumpun malayu, dsb.
Tetapi sekarang ini kita malu. Kita malu karena kapal yang kita beli dari duit rakyat Malaysia itu telah ditahan oleh Indonesia dan ditayang dalam televisi berita mereka sebagai prestasi yang menunjukkan harga diri Malaysia telah hilang".
(*)