Meletusnya Gunung Semeru Menjelang Akhir Tahun 2021 Takutkan Warga, Ramalan Jayabaya Tahun 2022 Ramai Dibahas Termasuk Terbelahnya Pulau Jawa

May N

Penulis

(Ilustrasi) Ledakan Gunung

Intisari - Online.com -Meletusnya Gunung Semeru yang terjadi Sabtu 4 Desember 2021 kemarin dikaitkan dengan ramalan Jangka Jayabaya.

Erupsi dan guguran awan panas gunung Semeru terjadi di sore hari.

Material vulkanik pukul 15.20 WIB mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Semeru adalah gunung yang berada di wilayah Lumajang, Jawa Timur, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Baca Juga: Baru Saja Berduka Akibat Ledakan Gunung Semeru, BMKG Beberkan 3 Kawasan di Indonesia Ini Berpotensi Alami Gempa dan Tsunami

Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi terekam pada 1818, walaupun dari tahun tersebut sampai 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

Selanjutnya 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang.

21 September 1941 sampai Februari 1942 terjadi leleran lava seperti disebutkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Pada saat itu, letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1400 sampai 1775 meter, material vulkanik pun sampai menimbun pengairan Bantengan.

Baca Juga: Miliki Gunung Berapi yang Siap Meledak Kapan Saja, Ternyata Inilah Gunung Berapi Paling Mematikan dan Berbahaya di Indonesia, Ledakannya Pernah Tewaskan 100.000 Orang Eropa

"Gunung Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam pada 1818," ujarnya Sabtu (4/12/2021). Dia menerangkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Erupsi tahun 2021 ini membuat Gunung Semeru berada di status level II atau waspada.

Kini, banyak yang mengkaitkan antara letusan Gunung Semeru dengan Ramalan Jayabaya.

Dinamakan Ramalan Jayabaya karena ramalan ini diramalkan oleh Prabu Jayabaya, Raja Kediri yang memerintah sekitar 1135 - 1157 bergelar Sri Maharaja Sri Warmeswara Madhusudna Wataranindita Panakrama Digjayatunggadewanama Jayabayalanjana.

Baca Juga: Ledakannya Membuat Penduduk Lereng Gunung Semeru Harus Menyelamatkan Diri, Konon Lereng Gunung Semeru Menjadi Tempat Terakhir Penduduk Keturunana Majapahit yang Masih Tersisa

Ramalan ini dilestarikan secara turun temurun oleh para Pujangga, asal-usul utama serat ramalan Jayabaya dapat dilihat di kitab Pusasar yang digubah oleh Sutan Giri Prapen.

Meskipun banyak keraguan keasliannya, tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Pusasar yang menuliskan bahwa Jayabaya yang membuat ramalan-ramalan tersebut.

Ramalan Jaya Baya adalah ramalan tentang keadaan nusantara di setiap masa dan masa yang akan datang.

Dalam ramalan Jayabaya itu dikatakan akan datang masa penuh bencana.

Baca Juga: Jika di Indonesia Ledakan Gunung Bagaikan Bom Waktu yang Menunggu Kapan Meledak, di China Ledakan Gunung Justru Bak Malapateka yang Hancurkan Kerajaan

Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang, laut dan sungai akan meluap, dan inilah masa penuh penderitaan, yaitu masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian.

Inilah masa orang-orang licik berkuasa dan orang-orang baik akan tertindas.

Namun setelah masa paling berat itu akan datang zaman baru yaitu masa zaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan.

Zaman keemasan nusantara dan zaman baru itu datang setelah datangnya ratu adil atau satrio piningit.

Baca Juga: Konon Dipindahkan Para Dewa Dari Tanah India, Inilah Legenda Gunung Semeru yang Diyakini Sebagai Paku Bumi Pulau Jawa yang Ditancapkan Para Dewa

Aktivitas vulkanik di Gunung Semeru membuat warga berkeyakinan Jangka Jayabaya sudah terjadi sebagian, dan kini ada ramalan yaitu Pulau Jawa suatu saat akan terbelah.

Jangka Jayabaya juga dikaitkan dengan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Pemalang dan Tegal.

Mitos saat ini diyakini jika warga sekitar lereng Gunung Slamet.

Hal ini karena Gunung Slamet itu berada nyaris di tengah-tengah antara pantai utara dan selatan Jawa.

Baca Juga: Batu-batu Meluncur Deras Menghantam Atap Rumahnya, Mbah Sinten Segera Ajak Cucunya Berlindung ke Tempat Aman, Ini Cerita Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait