Penulis
Intisari - Online.com -Banyak dari kita masih merasamanusia kerdil tidaklah nyata.
Namun ternyata orang kerdil benar-benar ada, bahkan menyebar di Indonesia.
Mereka terdapat di wilayah Kerinci Seblat, Sumatra Barat dan dikenal sebagai "orang pendek", sedangkan di Flores dikenal juga Homo floresiensis.
Kemudian ada juga manusia kerdil di Bone, dikenal sebagai Suku Oni.
Konon katanya, Suku Oni ada di gua-gua di tengah hutan, walaupun cerita itu masih simpang siur.
Mengutip National Geographic Indonesia, Suku Oni dijuluki sebagian warga di pegunungan Bone sebagai makhluk setengah siluman.
Hal ini karena mereka sulit dijumpai dan bisa tiba-tiba menghilang dalam kerimbunan hutan.
Meski begitu Suku Oni juga dianggap sebagai makhluk biasa yang sama dengan manusia biasa dengan fisik lebih kecil.
Budayawan Adjiep Padinding mengatakan Suku Oni dulunya dikenal sebagai orang-orang yang sangat baik dan mau bergaul dengan warga Dusun Dekko.
Jika ada warga yang hendak mengadakan hajatan perkawinan, Suku Oni meminjamkan perabotnya, contohnya piring dan mangkuk.
Sayangnya kebaikan mereka dibalas dengan air tuba karena warga Suku Oni yang meminjami perabot tidak mendapatkan perabotannya kembali.
Hal tersebut membuat mereka tidak percaya lagi dengan warga desa kemudian membatasi pergaulannya.
Baca Juga: Sama-sama Cirinya Pendek, Tapi Stunting dan Kerdil Jauh Berbeda
Keberadaan Suku Oni pertama kali diungkapkan oleh mantan kepala desa Mappesangka, Ahmad Lukman.
Ia menceritakan pernah berjumpa dengan orang-orang dengan tinggi hanya sekitar 70 sentimeter dan mengaku pernah mengunjungi tempat tinggal mereka di dalam gua, tepatnya di kawasan hutan Tanjung Palette.
"Waktu terpilih menjadi kepala desa untuk pertama kalinya, sekitar 17 tahun lalu, saya diundang oleh kepala suku Oni masuk ke dalam perkampungan mereka. Untuk mencapai pemukiman itu, kita harus berjalan sekitar tiga kilometer. Saat hendak masuk memang agak sulit karena mulut guanya sangat kecil, hanya bisa dilalui orang kerdil saja, tapi di dalam gua, keadaannya sudah berbeda, terlihat sangat luas bahkan bertingkat-tingkat," jelas Lukman.
Ternyata tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam gua, dan yang bisa masuk harus melalui seorang perantara dan harus orang yang tidak punya niat jahat.
Kemudian bahasa yang digunakan juga berbeda dengan bahasa kampung sekitarnya, membuat komunikasi tidak mudah dilakukan.
Ada juga cerita yang mengatakan suku Oni bisa "dipancing" keluar tempat persembunyiannya menggunakan buah pisang.
Buah itu diletakkan di mulut gua.
Namun, cara ini sudah dicoba beberapa orang dan tidak berhasil karena Suku Oni tidak hadir.
Lantas, apakah Suku Oni benar-benar ada?
Hal ini seperti kisah "orang pendek" di Kerinci, masih belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan jika mereka benar-benar ada.
Catatan keberadaan mereka hanya diketahui dari cerita warga yang mengaku pernah melihatnya.
"Saya sering dapat laporan dari warga bahwa kalau malam malam ada orang kecil bawa obor dan ambil air di sumur," ujar Amrullah, Mantan Kepala Kelurahan Palette yang kini menjabat Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Dinas Sosial kabupaten Bone.
Baca Juga: Bukan Terpinggirkan, Orang Kerdil di Masa Lalu Malah Dipuja Layaknya Dewa
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini