Find Us On Social Media :

Berkoar Ditembaki Bak Binatang oleh Tentara Indonesia, Pria Ini Sesumbar Timor Leste Tak Mungkin Masih Menderita Usai Merdeka, Bak Lupa dengan Fakta Ini

By Mentari DP, Rabu, 24 November 2021 | 18:30 WIB

Timor Leste.

 

Intisari-Online.com - Perjuangan Timor Leste tidak mudah.

Ada berbagai serangan yang terjadi di Timor Leste.

Salah satunya terkait pemakaman Santa Cruz dan tentara Indonesia.

Baca Juga: Bak Sedang Ketiban Rezeki Nomplok, Dulu Sempat Dirumorkan Terancam Bangkut, Ladang Minyak Timor Leste Mendadak Malah Datangkan Uang Triliunan Gara-gara Hal Ini

Seperti kisah Osvaldo Coelho, yang mengaku menjadi salah satu korban serangan tentara Indonesia.

Dilansir dari abc.net.au pada Rabu (24/11/2021), saat itu, dia masih berusia 19 tahun dan ikut kelompok mahasiswa yang mengorganisir demonstrasi Santa Cruz.

Ini semua karena kakaknya telah dibawa pergi. Kemungkinan dibunuh.

Sebab keluarganya masih tidak tahu apa yang terjadi.

"Setelah kami sampai di pemakaman, semuanya seakan baik-baik saja," kata Coelho.

"Kami menunggu untuk berdoa."

"Setelah berdoa, rencananya kami ingin meletakkan bunga di kuburan."

 

Baca Juga: Kematiannya Disambut Duka Rakyat Seantero Timor Leste, Inilah Max Stahl, Pembongkar Borok Militer Indonesia yang Ubah Sejarah Bumi Lorosae untuk Selamanya

 

"Tapi kami bahkan tidak sempat berdoa karena tentara Indonesia datang dan hanya menembak."

"Mereka menembak kami seperti binatang."

Dalam peristiwa itu, ratusan orang terbunuh dan mereka yang selamat terpaksa bersembunyi.

"Dari tahun 1975 hingga 1991, sebelum pembantaian, kami berjuang untuk kemerdekaan tetapi tidak ada yang tahu apa yang terjadi."

"Banyak orang meninggal hari itu, tapi itu juga salah satu hari yang sangat penting bagi kebebasan kita."

Sekarang, Coelho tinggal di Darwin bersama keluarganya dan beberapa orang yang selamat dari pembantaian di Timor Leste pada 12 November 1991.

Ini semua karena banyak orang Timor Leste yang telah menjadikan Darwin sebagai rumah karena kedekatannya dengan Timor Leste.

"Hanya penerbangan satu jam," kata Coelho.

Walau sudah tinggal di Darwin, Coelho mengatakan dia khawatir banyak warga Timor Leste, terutama kaum muda yang masih menderita.

"Saya ingin kehidupan yang lebih baik untuk negara saya dan rakyat saya," katanya.

“Kalau setelah kemerdekaan rakyat masih menderita, saya kira tidak masuk akal."

"Kami tidak melupakan masa lalu dan bisa berbuat lebih baik untuk masa kini dan masa depan."

Baca Juga: Pantesan Tetap Terperangkap dalam Status Negara Termiskin Meski Punya Cadangan Minyak, Ternyata Uang Timor Leste Selalu Habis Gara-gara Proyek-proyek 'Hantu' Ini

 

Sayangnya mimpi Coelho hanya tinggal harapan.

Sebab Timor Leste masih berkecimpung sebagai salah satu negara termiskin di dunia.

Sejak berpisah dengan Indonesia, pemerintah Timor Leste memang melakukan beberapa proyek infrastruktur Timor Leste dengan skala yang menakjubkan.

Sayang itu semua tidak berjalan baik.

Lihat saja foto-foto yang tersebar di media sosial terkait buruknya kondisi di Timor Leste.

Misalnya di provinsi Oecusse Timor Leste, sekelompok anak-anak mencuci di sungai di bawah jembatan jutaan dolar, belum dibuka.

Ada juga momen ketika seorang gadis muda mengangkut seember air dari sumur.

Dia berjalan di atas aspal menuju proyek irigasi senilai 9 juta Dollar AS lebih.

Di seberang jalan dari lokasi pembangunan hotel bintang tiga, sebuah keluarga muda tinggal di sebuah gubuk kecil tempat mereka mengoperasikan toko.

Baca Juga: Pantas Timor Leste Ngotot Ingin Gabung Meski Terus Ditolak, Ternyata Ini Manfaat Jadi Anggota ASEAN, Buat 'Nambal' Tambang Minyaknya yang Mengering