Kemudian, di tengah lahan itu terdapat pohon besar yang rindang, di mana ada beberapa batu yang diduga merupakan batu nisan yang tidak bernama.
Dipercaya sebagai lokasi makam Gajah Mada, tempat itu pun sering diziarahi sejumlah warga.
Seperti diungkapkan seorang warga Kelurahan Majapahit, La Ode Basarudin, "Ada warga yang ke sini untuk sembahyang. Apalagi kalau hendak menanam atau memanen hasil pertanian, mereka pasti membawa sesuatu ke makam mahapatih ini," katanya.
Ia pun menuturkan kisah yang diceritakan secara turun-termurun di masyarakat setempat tentang kedatangan Gajah Mada dan 40 pengikutnya ke Pulau Buton.
Dikisahkan, tanpa diketahui masyarakat setempat Gajah Mada dan pasukannya masuk ke dalam hutan.
Tetapi, keesokan harinya warga desa sekitar melihat ada asap tebal muncul dari dalam hutan, sehingga karena penasaran mereka mendatangi sumber asap.
Tahu warga segera datang, Gajah Mada pun mengajak pengikutnya untuk masuk semakin jauh ke dalam hutan.
Menurut kisah ini, Patih Gajah Mada mati bersama 40 pengawalnya di atas bukit tempat mereka tinggal di dalam hutan tersebut.
(*)