Kondisi ini memunculkan banyak ketidakpuasan di kalangan pejabat, termasuk pasukan elite, Dharmaputra Pararaton menyebutkan, Dharmaputra disebut sebagai pengalasan wineh suka, yang artinya pegawai istimewa yang disayangi raja.
Mereka diangkat oleh Raden Wijaya.
Pasukan ini bertugas mengawal dan mengamankan raja dengan anggotanya yang hanya tujuh orang.
Mereka adalah tokoh-tokoh yang mengawal Raden Wijaya ketika dikejar Jayakatwang yang menyerbu Singasari pada masa kekuasaan raja Kertanegara.
Mereka adalah Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa.
Gesekan Dharmaputra dengan pemerintah Majapahit dimulai dari peristiwa pembunuhan Patih Nambi.
Dalam Kidung Sorandaka dikisahkan pada 1316 ayah Patih Nambi yang bernama Pranaraja meninggal dunia di Lumajang.
Salah satu anggota Dharmaputra yaitu Ra Semi ikut dalam rombongan pelayat dari Majapahit.