Find Us On Social Media :

Pernah Diklaim Malaysia, Rupanya Reog Ponorogo Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit, Tapi Jadi Simbol Pemberontakan Terhadap Raja, Begini Kisahnya

By Mentari DP, Kamis, 18 November 2021 | 15:30 WIB

Reog Ponorogo.

Intisari-Online.com - Anda tahu apa itu Reog Ponorogo?

Reog Ponorogo merupakan salah satu seni budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut.

Dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. 

Baca Juga: Mampu Binasakan Lawan Meski Hanya Melihat Kakinya, Inilah Bhayangkara, Pasukan Super Elite Majapahit dengan Kemampuan yang Mustahil Dimiliki Orang Biasa

Reog Ponorogo sudah diakui UNESCO sebagai kebudayaan Indonesia.

Namun pada 2017 silam, Kementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia pernah mengklaim kesenian Reog Ponorogo berasal dari Malaysia.

Ini bukan kali pertama Malaysia mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai milik mereka.

Padahal Reog Ponorogo punya sejarah panjang dan sangat identik dengan Indonesia.

Bahkan sudah ada sejak zaman Majapahit.

Bagaimana asal usul Reog Ponorogo?

Ada beberapa cerita mengenai asal-usul Reog Ponorogo.

Baca Juga: Pantas Majapahit Dikenal Sebagai Salah Satu Kerajaan Terkuat, Pasukan Kubilai Khan yang Konon Ditakuti di Dunia Saja Takluk di Tangan Raden Wijaya

Salah satu cerita yang paling populer adalah melibatkan Ki Ageng Kutu, seorang majelis Majapahit pada abad ke-15.

Dilansir dari Ancient History pada Kamis (18/11/2021), pada saat itu, Ki Ageng Kutu bertugas di istana Bhre Kertabhumi (sering disamakan dengan Brawijaya V).

Brawijaya V adalah raja terakhir dari Kekaisaran Majapahit.

Akan tetapi, selama periode ini, Kekaisaran Majapahit mengalami kemunduran. Korupsi merajalela dan sang raja dianggap tidak kompeten.

Alhasil Ki Ageng Kutu meramalkan bahwa kekaisaran akan segera berakhir. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan istana.

Dia lantas pergi ke Ponorogo dan mendirikan sebuah sekolah untuk mengajarkan bela diri bela diri dan mistisisme.

Ini karena dia dikenal sebagai seseorang ahli sihir yang sakti dan berilmu tinggi.

Pada saat itu, harapan Ki Ageng Kutu adalah murid-muridnya bisa mengembalikan masa kejayaan Kerajaan Majapahit.

Sayangnya karena jumlah pengikutnya sedikit, dia tidak mampu mengambil alih kekuatan pasukan Majapahit.

Ki Ageng Kutu pun berpikir cepat untuk mendapat pengikut dan dukungan yang lebih luas.

Saat itulah dia menciptakan Reog Ponorogo.

Strategi ini berhasil. Bahkan tariannya menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Ponorogo.

Baca Juga: Jadi Kunci Kedigdayaannya di Seberang Laut, Kemampuan Majapahit di Lautan Ternyata Berasal dari Tanah Leluhurnya, yang Kini Terancam 'Diratakan' China

Tari pemberontakan

Ketika Ki Ageng Kutu beserta pengikutnya semakin banyak, Raja Majapahit mengirim pasukan untuk melawannya.

Akibatnya sekolah yang dia dirikan hancur.

Walau begitu, mereka yang selamat terus mempraktekkan keseniannya secara diam-diam.

Pada akhirnya, terciptalah karakter Singa Barong yang mewakili raja Majapahit, yang di mana tarian ini dimaksudnya sebagai kritik terhadap raja.

Pada akhirnya, Raja Majapahit tidak dapat mencegah tarian Reog Ponorogo tampil di mana-mana.

Karena tarian ini sangat popular hingga sekarang.

Inilah yang membuat Reog Ponorogo menjadi tarian tradisional penduduk Ponorogo.

Baca Juga: 'Penyebutan Pulau Hindu untuk Bali di Era Majapahit Adalah Keliru', Mantan Dubes Kanada Ini Ungkap Temuannya