Penulis
Intisari-Online.com - Polesan untuk area mata kini menjadi salah satu sentuhan yang penting ketika seseorang berdandan.
Untuk mempercantik area mata, salah satunya digunakan eyeliner.
Ternyata, di zaman Mesir Kuno, eyeliner atau hiasan mata bukan sekedar mempercantik, tetapi juga menjadi simbol kekayaan.
Melansir Britannica, kosmetik sendiri pertama lahir di Mesir Kuno.
Hiasan mata itulah atau disebut sebagai kohl, kosmetik yang sangat lekat dengan orang Mesir Kuno.
Bahkan, baik perempuan maupun laki-laki menggunakannya.
Para dewa Mesir Kuno seringkali digambarkan dengan riasan mata.
Mereka dihiasi riasan mata berwarna hitam atau kohl.
Dipercaya, eyeliner juga digunakan oleh ikon kecantikan Mesir Kuno seperti Cleopatra dan Nefertiti, yang lantas ditiru rakyat Mesir Kuno.
Soal penggunaan eyeliner di zaman tersebut bukan dongeng belaka.
Pemakaian eyeliner di masa lampau didukung dengan temuan pada hieroglif, lukisan, relief dinding, tempat penyimpanan kohl, dan alat pembuatan kohl berupa lesung.
Kohl sendiri terbuat dari campuran logam, timah, tembaga, abu, dan almond bakar yang dilukis pada wajah.
Selain menjadi simbol kekayaan, pemakaian kohl oleh orang Mesir Kuno juga bertujuan untuk menangkal roh jahat dan menangkis sinar matahari yang terik.
Itu juga digunakan sebagai sarana ritual dan upacara pemujaan adat.
Selanjutnya, bukan hanya eyeliner. Wanita Mesir Kuno juga telah mengenal warna-warna untuk eyeshadow.
Untuk riasan wajah tersebut, warna hijau dianggap berkaitan erat dengan Dewa Horus dan Dewa Ra.
Baca Juga: Rahasia Keampuhan Ikan Teri, Bisa Kurangi Risiko Penyakit Mematikan Ini
Bedak dan lipstik juga mereka gunakan.
Saat itu, bedak terbuat dari mineral yang dibubukkan. Sementara lipstik terbuat dari oker atau pewarna alami yang terbuat dari tanah liat yang berpigmen hematit atau mineral kemerahan.
Mereka pun menggunakan pellet dupa sebagai deodorant, susu dan madu sebagai masker wajah, minyak dari bunga dan rempah, untuk melembutkan kulit.
Penggunaan kosmetik oleh orang Mesir Kuno semakin berkembang, hingga memakai campuran madu dan gula untuk mencabut bulu pada kulit.
(*)