Find Us On Social Media :

Jadi Kunci Kedigdayaannya di Seberang Laut, Kemampuan Majapahit di Lautan Ternyata Berasal dari Tanah Leluhurnya, yang Kini Terancam 'Diratakan' China

By Mentari DP, Selasa, 16 November 2021 | 15:45 WIB

Kisah Angkatan Laut Majapahit.

Intisari-Online.com - Tahukah Anda sebesar dan sekuat apa Majapahit?

Majapahit disebut sebagai kerajaan terkuat. Tidak hanya di darat tapi juga di laut.

Tentu kita tahu jika Majapahit sangat kuat di darat, lalu bagaimana di laut?

Baca Juga: 'Penyebutan Pulau Hindu untuk Bali di Era Majapahit Adalah Keliru', Mantan Dubes Kanada Ini Ungkap Temuannya

Dilansir dari nationalgeographic.grid.id pada Selasa (16/11/2021), salah satu ketangguhan Majapahit di laut ditemukan pada budaya kebahariannya.

Yaitu melalui Jung Java, kapal raksasa Jawa.

"Keahlian berlayar dan mengembara lautan, didapatkan secara turun-temurun dari para leluhurnya, para penutur bahasa Austronesia," tulis Asyhadi Mufsi Sadzali.

Asyhadi Mufsi Sadzali sendiri merupakan salah satu penulis dalam buku berjudul "Inspirasi Majapahit" yang terbit pada 2014.

Asyhadi menjelaskan fakta ini diperkuat dengan adanya hasil penelitian dari para arkeologi.

Baca Juga: Selama Ini Kita Keliru, Rupanya Majapahit Bukanlah Kerajaan Hindu-Buddha Semata, Kepercayaan Inilah Justru yang Lebih Dominan

Di mana mereka memperkirakan orang-orang Austronesia berlayar dari tanah asalnya di kepulauan Formosa, Taiwan, menuju pulau-pulau di Nusantara sekitar 3500 SM.

Keberhasilan dan ketangguhan Jung milik Majapahit sendiri tentunya tidak terlepas dari teknik pembuatan kapal yang rumit, tapi menakjubkan.

"Bangsa Austronesia mengembangkan kapal dengan tiang layar berkaki tiga yang dilengkapi cadik sebagai penyeimbang," tulis Peter Bellwood.

Penjelasan Bellwood itu dia tulis dalam bukunya berjudul Austronesian Prehistory in Southeast Asia: Homeland, Expansion and Transformation yang terbit pada 2004.

Dalam bukunya, dia menjelaskan tentang permulaan penjelajahan bangsa Austronesia ke Asia Tenggara, hingga ke Majapahit.

Di mana selain bentuk kapal yang menakjubkan, ekspedisi orang-orang Austronesia juga didukung dengan perbekalan bahan makanan yang tahan lama.

Ini karena perbekalan bahan makanan itu akan menemani mereka selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan saat di tengah lautan.

Contoh beberapa bahan makanan itu adalah umbi-umbian, jemawut, dan pisang.

Selain buah-buahan, bangsa Austronesia juga memiliki kemampuan dalam bercocok tanam dan menangkap ikan.

Bahkan mereka mampu beradaptasi cepat dengan kondisi lingkungan barunya.

"Orang Austronesia punya kemampuan untuk hidup di dua lingkungan, darat dan laut, maritim dan agraris."

"Mereka andal berburu ikan untuk bertahan hidup di laut," ungkapnya.

Baca Juga: Temukan 60 Mumi Mesir Kuno yang Dikubur Bersama, Peneliti Kaget Bukan Main Ketika Lihat Kondisi Mengerikan Mayat-mayat Itu, Diduga Firaun Ini yang Bertanggung Jawab

 

Kebiasaan dan kemampuan itu nyatanya dilanjutkan oleh bangsa penerusnya yang berkembang dan menetap di Nusantara.

"Mereka menetap di wilayah Jawa yang memiliki kualitas tanah yang subur dan hujan yang turun secara teratur," terang Bellwood. 

 

Tradisi agraris dan maritim inilah yang akhirnya diturunkan kepada mayoritas masyarakat Majapahit.

Bahkan di zaman Majapahit, budaya maritim dan agraris berkembang pesat dan saling berhubungan erat.

Hasil bumi itu pun sampai diperdagangkan dalam perniagaan internasional.

Dengan kapal-kapalnya yang kuat, maka lada, pala, kayu manis, dan padi bisa diperdagangkan ke berbagai pulau.

Ada juga yang menuju negara lain seperti ke Campa, Khmer, Ayuthia, China, bahkan Decima di Jepang.

Kebersihasilan itu membuat Majapahit menguasai seluruh Jawa dan meluas hingga Maluku.

Serta menaungi beberapa kerajaan besar di wilayah Barat dan Utara.

Baca Juga: Alexander Agung: Raja Makedonia yang Menasbihkan Dirinya Sebagai Firaun Mesir, Sampai Jadi Inspirasi Bagi Napoleon hingga Hitler, Sayang Akhir Hidupnya Tragis