Find Us On Social Media :

'Cleopatra dari Nusantara', Inilah Gayatri Rajapatni Mentor Sang Mahapatih Gajah Mada yang Kejeniusannya Disejajarkan dengan Pemimpin Mesir Tersebut

By Tatik Ariyani, Rabu, 10 November 2021 | 17:03 WIB

Gayatri Rajapatni - Cleopatra

"Saya berkali-kali bertemu Prajna Paramita dan saya bertekad mempelajarinya," katanya.

Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Negeri Malang (UM) Deni Yudo Wahyudi yang menjadi pembanding diskusi tentang Gayatri ini, mengaku, dia sebagai sejarawan dan umumnya masyarakat masih menganggap Prajna Paramita sebagai Ken Dedes.

Namun setelah membaca buku Earl Drake, dia membangun keyakinan berbeda, bahwa patung itu memang Gayatri.

Deni menjelaskan, gaya artistik patung Prajna Paramita itu diakuinya baru ia sadari sekarang.

Patung itu duduk di atas teratai yang berada di luar vas.

Itu sudah diketahui sejarawan, merupakan ciri patung Majapahit.

Gayatri hidup pada jarak sekitar seratus tahun setelah era Ken Dedes, istri Ken Arok, Raja Singosari.

Deni merujuk pada kajian sejarawan UI Agus Aris Munandar dalam buku Aksamala: Untaian Persembahan untuk Ibunda Prof Dr Edi Sedyawati (2003) dan Rahardjo S (2002) Peradaban Jawa: Dinamika Pranata Politik, Agama, dan Ekonomi Jawa Kuno yang menunjuk lokasi Prajna Paramita yang berasal dari kompleks Candi Singosari (di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, sekarang), justru pas jika diidentikkan dengan Gayatri.

Sebab, pada era Ken Dedes, lokasi Kerajaan Singosari bukan di Singosari, melainkan di lokasi yang masih diperdebatkan di antara spekulasinya Gunung Buring sekarang (sekitar 20 km barat Kota Malang).

"Apakah Prajna Paramita itu Ken Dedes atau Gayatri, memang sudah lama jadi perdebatan. Namun, publik selama ini memahami bahwa Prajna Pramita adalah Ken Dedes," ungkap Deni.

Agus Arismunandar bisa dibaca dalam bukunya, kata Deni, bahwa Gayatri setelah meninggal dibuatkan arca Prajna Paramita dan didharmakan di Prajnaparamitapuri (suatu tempat) di Bhayalangu.

Ini bisa ditafsirkan merujuk pada Kecamatan Boyolangu di Kabupaten Tulungagung masa kini.

Namun, sumber teks itu, Negarakertagama sebagai sumber utama sejarah Majapahit menyebut adanya kata juga dalam puisinya.

Itu dapat ditafsirkan ada dua Prajna Paramita.

Sehingga, selain di Boyolangu, satunya ada di Singosari ini yang menjadikan tafsir, bahwa patung di Singosari adalah Gayatri, bukan Ken Dedes.

Namun, Prof Paul Drake yakin, ini adalah Gayatri, istri Raden Wijaya yang mengasuh Gajah Mada dan Hayam Wuruk pada masa kanak-kanak.

Dengan demikian merupakan pemilik cetak biru masa keemasan Majapahit.