Artefak itu awalnya dipajang di sebuah kuil, mungkin di dekat kota kuno Sais.
Kemudian berabad-abad kemudian dipindahkan ke Rosetta dan digunakan dalam pembangunan Benteng Julien, di mana akhirnya ditemukan oleh Prancis.
Batu Rosetta menjadi milik Inggris setelah mereka mengalahkan Prancis di Mesir pada tahun 1801.
Ilmuwan Inggris Thomas Young, yang mulai mempelajari teks-teks Batu Rosetta pada tahun 1814, membuat beberapa kemajuan dalam menganalisis prasasti hieroglifnya.
Young menduga bahwa cartouches (hieroglif tertutup oval) berisi ejaan fonetik nama kerajaan, termasuk Ptolemy, yang dirujuk dalam prasasti Yunani.
Kode Hieroglif Sudah Retak
Akhirnya, ahli bahasa Prancis Jean-Francois Champollion yang memecahkan Batu Rosetta dan memecahkan kode hieroglif.
Antara tahun 1822 dan 1824, Champollion menunjukkan bahwa hieroglif adalah kombinasi tanda-tanda fonetik dan ideografik.