Penulis
Intisari-online.com - China memang cukup vokal dalam menekan Amerika karena dianggap terlalu ikut campur urusan rumah tangga China dengan Taiwan.
Padahal menurut sebuah sumber militer Beijing, China sudah tahu bahwa AS menempatkan militernya ke Taiwan sejak lama, namun memilih untuk mengabaikannya.
"Pada tahun 1979, hubungan diplomatik resmi antara Amerika Serikat dan Taiwan berakhir,"kata sumber militer yang tidak disebutkan namanya dari Beijing kepada SCMP.
"Namun, setahun kemudian, AS diam-diam mengirim beberapa prajurit kembali ke Taiwan sebagai petugas penghubung," katanya.
"China tahu bahwa AS mengirim sekitar 10 personel militer ke Taiwan. Kelompok ini bertindak sebagai tim penghubung yang bertugas menghubungkan hubungan militer AS-Taiwan," jelasnya.
"Mereka juga berfungsi sebagai penasihat dan melatih pasukan pertahanan Taiwan," imbuhnya.
"China mengetahui hal ini tetapi tidak dapat melakukan intervensi karena baru saja menjalin hubungan diplomatik dengan AS. Ini dilihat sebagai "pemahaman diam-diam" antara Beijing dan Washington," ungkap sumber tersebut.
Pada tahun 1979, Amerika Serikat mengalihkan hubungan luar negeri resmi dari Taiwan ke Beijing.
Namun, Amerika Serikat masih mempertahankan hubungan budaya, komersial, dan lainnya dengan pulau itu.
Di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan, Amerika Serikat berkomitmen untuk memberi Taiwan kemampuan keamanan dan pertahanan diri, termasuk penjualan senjata , meskipun ada keberatan dari China.
"Selain kelompok liaison officer, China juga menyadari kehadiran kontingen marinir AS di pulau itu. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga keamanan American Institute in Taiwan (AIT)," tambah sumber tersebut.
Menurut Lin Chong Pin, mantan pejabat senior Pasukan Bela Diri Taiwan, Beijing mengetahui pengerahan pasukan AS di pulau itu beberapa dekade lalu.
"Ini bukan masalah besar bagi Beijing. AS terkadang mengirim pasukan ke Taiwan sebagai bagian dari kontrak untuk menjual senjata ke pulau itum" kata Lin.
"Dalam beberapa kasus, anggota layanan AS membantu Taiwan dalam melatih tentara. Namun, tidak ada satu pun tentara Amerika yang mengenakan seragam militer di Taiwan," kata Lin kepada SCMP.
"Beijing tidak mungkin bereaksi jika Tsai Ing-wen tidak secara terbuka mengkonfirmasi kehadiran pasukan AS di Taiwan," kata sumber militer yang tidak disebutkan namanya dari Beijing.
"Itu memaksa Beijing untuk mengambil tindakan keras dan semakin memperumit situasi lintas selat," imbuhnya.
Pada 1 November, United Daily News yang berbasis di Taiwan melaporkan bahwa AS akan mengirim sekelompok personel militer ke Taiwan untuk "melakukan misi khusus".
Kelompok ini dipimpin oleh seorang letnan kolonel. AS bahkan berencana membangun fasilitas pelatihan militer di pulau itu.
Taiwan belum mengomentari berita tersebut.