Kim Jong Un Minta Rakyatnya Makan Sedikit hingga 2025, Sejarah Mencatat Dulu Mereka Sudah Suka Gali Mayat Demi Perut yang Kelaparan

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara

Intisari-Online.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan menyuruh rakyatnya yang sudah kelaparan untuk makan sedikit hingga 2025.

Berdasarkan laporan Radio Free Asia, Pyongyang sudah mengimbau warganya untuk berhemat sampai perbatasan dengan China dibuka lagi.

Rakyat Utara pun harus mengetatkan ikat pinggang mereka selama empat tahun mendatang, di tengah kelangkaan makanan yang mulai melanda.

Publik Korea Utara sudah mengeluh, kekurangan makanan membuat mereka terancam tiak bisa melewati musim dingin, apalagi sampai 2025.

Baca Juga: Muak Hadapi Kebijakan Bermusuhan AS, Kim Jong Un Janji Bakal Bangun Militer Korea Utara yang Tak Terkalahkan

Pada Januari 2020, Pyongyang menutup perbatasannya dengan China di saat wabah virus corona mulai bergulir.

Kebijakan itu membawa konsekuensi serius.

Harga kebutuhan pokok naik tajam karena permintaan melebihi pasokan.

Namun, disetiap bencana, seperti bencana alam, bencana perang dan bencana kelaparan, hampir dipastikan anak-anak selalu menjadi korban.

Baca Juga: Membelot ke Korea Selatan, Mantan Agen Mata-mata Korea Utara Ini Bocorkan Rahasia Terbesar Korea Utara, Ternyata Begini Cara Kim Jong-Un Hasilkan Uang, 'Gunakan Segala Cara'

Dalam sejarah Korea Utara sendiri mencatat pernah terjadiseorang ayah yang kelaparan diberitakan telah dieksekusi karena membunuh kedua anaknya untuk dimakan.

Karena kebijakan tertutup yang dianut negara komunis ini, kelaparan tersembunyi terjadi di provinsi pertanian di Hwanghae Utara dan Selatan yang menewaskan hingga 10.000 orang.

Baca Juga:Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Tembak Siapapun yang Lewati Perbatasan dengan China, Kini Justru Rakyat Korea Utara Jadi Korban Gara-gara Ulah Kim Jong-Un

Hal itu memicu kekhawatiran bangkitnya kembali kejadian manusia memakan sesamanya di negara komunis tersebut.

Kisah suram ini hanyalah salah satu kisah yang mencuat di saat para penduduk bertarung melawan kelaparan karena mengalami kekeringan dan kekurangan menyerang pertanian yang diperparah dengan para pejabat partai yang menyita makanan.

Menurut situsDailymail, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menghabiskan banyak uang untuk peluncuran dua roket, meski ada berbagai laporan soal kekurangan makanan di negara itu dan keprihatinan atas meninggalnya 10.000 orang karena kelaparan.

Beberapa reporter dariAsia Pressyang melakukan penyamaran mengatakan kepada Sunday Times bahwa seorang pria bahkan berani menggali kuburan cucunya sendiri dan memakan mayat cucunya tersebut.

Baca Juga:Sudah Merendahkan Diri Ingin Bicara dengan Amerika, Joe Biden Malah Berikan Jawaban Pedas kepada Kim Jong-Un

Bahkan ada seorang pria yang merebus anaknya sendiri untuk dimakan.

Peristiwa lain juga disebutkan adanya seorang ayah yang membunuh anak perempuan tertuanya saat istrinya sedang pergi dan kemudian membunuh anak laki-lakinya juga karena anaknya itu menyaksikan aksi brutalnya itu.

Saat istrinya kembali, sang suami mengatakan bahwa mereka memiliki 'daging', namun istrinya menjadi curiga dan menghubungi pejabat berwenang yang akhirnya menemukan bagian tubuh lain anak-anaknya itu.

Para jurnalis melaporkan bahwa stok makanan disita dari dua provinsi untuk diberikan kepada penduduk di Pyongyang.

Baca Juga:Seorang Pria Ditembak MatiHanya Karena Nonton Drama Korea, Kim Jong-UnKobarkan Perang Terhadap Bahasa Gaul, Jeans, dan Film Asing, Alasannya Sungguh Tak Masuk Akal

Sunday Timesjuga mengutip salah satu pejabat Partai Buruh Korea yang berkuasa bahwa di satu desa di kawasan Chongdan, seorang pria menjadi gila karena kelaparan.

Ia merebus anaknya sendiri, memakan daging anaknya dan akhirnya ditangkap.

Sekarang,Institut Pengembangan Korea, sebuah lembaga wadah pemikir yang dikelola pemerintah yang berbasis di Seoul, memperkirakan Korea Utara akan kekurangan 1,35 juta ton makanan tahun ini.

Korea Utara membutuhkan sekitar 5,75 ton makanan setiap tahun untuk memberi makan negaranya, kata lembaga itu.

Lembaga itu mengatakan, kekurangan tersebut disebabkan topan musim panas dan banjir.

Selain itu, petani di Korea Utara kekurangan peralatan pertanian.

Pandemi juga memaksa Korea Utara untuk menutup perbatasan daratnya.

Baca Juga:Hampir Jarang Ada yang Tahu, Ternyata Orang yang Jarang Disorot Ini Ada Pejabat Terkuat Kedua di Korea Utara Setelah Kim Jong-Un

(*)

Artikel Terkait