Intisari-online.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un bersumpah akan menciptakan kekuatan militer tak terkalahkan.
Ia mengklaim tindakannya sebagai bentuk perlawanan pada Amerika Serikat.
Karena dia mengklaim Amerika Serikat sedang mengejar kebijakan luar negeri untuk bermusuhan terhadap negaranya.
Menukil Daily Express Selasa (12/10/21), Korea Utara sendiri telah mengklaim baru saja menguji rudal hipersonik dan anti pesawat terbarunya.
Tapi seberapa berbahayakah persenjataan militer Korea Utara? Apakah Kim Jong-un memiliki senjata nuklir?
Dalam laporan media pemerintah, Kim Jong-Un mengatakan dia akan membangun "militer yang tak terkalahkan" sebagai tanggapan atas kebijakan luar negeri AS yang bermusuhan terhadap Korea Utara.
Dalam sebuah pameran pertahanan, Kim bersikeras bahwa dia tidak mencoba memulai perang tetapisedangdalam pengembangan senjata negaranya adalah untuk pertahanan diri.
Kim menyatakan komitmennya untuk membangun militer Korea Utara dalam pidatonya di Pameran Bela Diri 2021 di Pyongyang.
"Kami tidak membahas perang dengan siapa pun, melainkan untuk mencegah perang itu sendiri dan untuk benar-benar meningkatkan pencegahan perang untuk perlindungan kedaulatan nasional," katanya.
Dia mengecam AS karena memicu ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Korea Selatan telah membalas ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara dengan berinvestasi di militernya sendiri.
Meskipun tidak memiliki senjata nuklir sendiri, Korea Selatan sekarang memiliki kemampuan untuk meluncurkannya.
Ini berhasil menguji rudal balistik yang diluncurkan pada kapal selam pada bulan September.
Sedangkan Korea Utara, meskipun dilarang dari pengujian rudal balistik dan senjata nuklir oleh PBB, negara itu terus mengembangkan program nuklirnya.
Pada bulan September, badan atom PBB mengatakan Kim Jong-un tampaknya telah memulai kembali reaktor yang dapat menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir.
Badan atom PBB menggambarkan ini sebagai perkembangan yang "sangat meresahkan".
Pada Juli 2021 Angkatan Darat AS mengatakan Korea Utara mungkin memiliki antara 20 hingga 60 bom nuklir menurut Wall Street Journal.
Mereka menambahkan negara itu mungkin memiliki kemampuan untuk memproduksi enam bom baru setiap tahun.
Namun ada keraguan apakah Korea Utara telah mengembangkan teknologi untuk bisa meluncurkan senjatanya agar bisa mengenai sasaran seperti AS.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik baru pada Oktober 2020, meskipun ini belum diuji, BBC mengatakan persenjataan itu bisa mencapai sasaran di AS jika digunakan.
Pada bulan Januari tahun ini, mereka meluncurkan rudal balistik kapal selam baru yang diluncurkan.
Korea Utara mengklaim ini adalah 'senjata paling kuat di dunia', tetapi sejak tahun 2020, senjata itu tampaknya belum diuji.
Pada Maret 2020, Korea Utara menguji apa yang disebutnya "proyektil terpandu taktis tipe baru", yang diklaim, secara teori, mampu membawa hulu ledak nuklir.
Media pemerintah Korea Utara mengklaim bisa melakukan perjalanan hingga 1.500 km (930 mil), yang akan menempatkan Jepang dalam jangkauan.
Mantan Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan pada Oktober program nuklir Korea Utara tetap menjadi "ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia."