Mereka juga dikaitkan dengan sifat higienis, sebagai cara untuk menghilangkan bau tak sedap, bahkan untuk penyembuhan.
Diyakini bahwa wewangian tertentu tertentu berfungsi untuk membersihkan udara dan menangkal semua jenis penyakit.
Di Mesir, parfum juga terkait erat dengan praktik keagamaan.
Dalam upacara-upacara yang dilakukan di kuil-kuil, semua jenis salep dan pengasapan digunakan.
Yang menggunakan damar atau preparat senyawa, seperti kyphi atau kapet, sejenis dupa termasuk kismis di antara bahan lainnya.
Semuanya identik dengan kemurnian dan memiliki makna simbolis dalam liturgi.
Sejarawan Plutarch menceritakan bahwa dupa dibakar di pagi hari, mur di siang hari, dan kyphi di sore hari.
Para pemuka agama juga mengurapi patung-patung para dewa dengan berbagai minyak dan minyak wangi.
Wewangian tertentu juga digunakan dalam ritual pemakaman yang memberi ‘aroma keilahian’ kepada almarhum.