Find Us On Social Media :

Leha-leha Saat Covid-19 Sudah Mulai Mereda, Ilmuwan Malah Temukan Varian Delta Sudah Bermutasi, Peneliti Ungkap Seperti Apa Bahayanya?

By May N, Kamis, 28 Oktober 2021 | 14:35 WIB

(Ilustrasi) Covid-22 yang disebut-sebut lebih bahaya dari varian delta

Para ilmuwan Inggris masih tidak yakin apakah mutasi AY.4 memiliki keuntungan nyata atau jika peningkatan frekuensi subvarian ini hanyalah bagian dari virus yang memisahkan diri dari populasi dan kemudian direproduksi, diproduksi secara terpisah.

Hal ini diidentifikasi oleh 2 mutasi genetik tambahan, Y145H dan A222V, yang mempengaruhi protein bermutasi yang memungkinkan untuk memasuki sel manusia.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan minggu lalu sedang menyelidiki AY.4.2 karena lebih menular daripada Delta (antara 10-15% lebih menular daripada varian Delta asli), meskipun tidak ada bukti bahwa itu menyebabkan penyakit yang lebih parah atau melumpuhkan. vaksin.

Dalam sebuah wawancara dengan Center for Science Communication di London, Profesor Francois Balloux, Direktur University College London Genetics Institute (UCL) mengatakan bahwa AY.4.2 bukanlah kasus dengan sifat dominan yang sama dengan galur Alpha dan Delta; varian yang lebih menular (50% atau lebih) daripada strain lain yang beredar pada saat itu.

Baca Juga: Tak Boleh Sembarangan Lagi Soal Masker, Penelitian Ini Tunjukkan Virus Corona Berkembang Lebih Masif Jika di Udara, Tak Boleh Lepas Masker!

"Di sini, kita menghadapi potensi peningkatan kecil dalam penularan yang tidak akan berdampak sama pada pandemi," tambahnya

Meskipun muncul di beberapa negara Eropa, varian baru Delta ini segera dikeluarkan dari Jerman dan Irlandia, menunjukkan kekebalannya tidak lebih besar dari Delta.

“Sungguh, terlalu dini untuk mengatakan apakah ini adalah awal dari varian dominan berikutnya. Apakah AY.4.2 mampu lolos dari kekebalan perlu diuji. Jelas, bagaimanapun, penampilannya menunjukkan kebutuhan untuk pemantauan lanjutan genom virus," kata Profesor Darren Smith.

Pada 25 Oktober, dunia telah mencatat 23.407 kasus infeksi varian AY4.2 di 42 negara, yang sebagian besar berada di Inggris dan sporadis di Denmark, Jerman, AS, Israel, Rusia, India, Thailand.

Baca Juga: Gawat, Seantero Dunia Kembali Terancam dengan Varian C.1.2, Benarkah Varian Ini Bakal Jauh Lebih Berbahaya dari Varian Delta yang Porak-porandakan Banyak Negara?

Inggris, AS, Israel, India mengumumkan bahwa mereka memantau dengan cermat varian ini.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini