Di dinding makam dan kuil yang dibangun selama pemerintahan Akhenaten, Nefertiti digambarkan bersama suaminya dengan sangat unik.
Dalam banyak kasus dia ditampilkan dalam posisi kekuasaan dan otoritas-memimpin penyembahan Aten, mengendarai kereta atau memukul musuh.
Setelah Nefertiti melahirkan enam anak perempuan, suaminya mulai mengambil istri lain, termasuk saudara perempuannya sendiri, yang dengannya dia menjadi ayah bagi calon Raja Tut (Tutankhamen).
Putri ketiga Nefertiti, Ankhesenpaaten, akhirnya menjadi ratu saudara tirinya Tutankhamen.
Nefertiti Sebagai Kemungkinan Penguasa
Nefertiti menghilang dari catatan sejarah sekitar tahun ke-12 dari 17 tahun pemerintahan Akhenaten.
Dia mungkin telah meninggal pada saat itu, tetapi ada kemungkinan dia menjadi wakil bupati resmi suaminya dengan nama Neferneferuaten.
Akhenaten digantikan oleh Smenkhkare, yang menurut beberapa sejarawan mungkin merupakan nama lain untuk Nefertiti.
Ini bukan tanpa preseden: Pada abad ke-15 SM firaun perempuan Hatshepsut memerintah Mesir dengan menyamar sebagai seorang pria, lengkap dengan janggut palsu untuk upacara.
Jika Nefertiti mempertahankan kekuasaan selama dan di luar tahun-tahun terakhir Akhenaten, ada kemungkinan dia memulai pembalikan kebijakan agama suaminya yang akan membuahkan hasil pada masa pemerintahan Raja Tut.
Pada satu titik Neferneferuaten mempekerjakan seorang juru tulis untuk membuat persembahan ilahi kepada Amun, memohon agar dia kembali dan menghilangkan kegelapan kerajaan.
Suaminya, Akhenaten terkenal karena usahanya mendorong istana dan bangsawan Mesir untuk menyembah Aten sang Surya, alih-alih semua Dewa kuno yang disembah orang Mesir selama lebih dari 2.000 tahun.
Ini adalah peristiwa paling revolusioner dalam sejarah agama Mesir
(*)