Find Us On Social Media :

Cara 'Licik' China Memberi 'Jebakan Utang' Tanpa Tercatat di Rekening Resmi Pemerintah, hingga Laos yang Pernah Diambang Kebangkrutan Terpaksa Jual Aset Utamanya ke Tiongkok

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 23 Oktober 2021 | 11:21 WIB

(Ilustrasi) Xi Jinping dan PLA.

Salah satu dari sedikit sumber keuntungan Laos, hasil tambang kaliumnya, digunakan untuk mendukung pinjaman besar-besaran.

Sebagian besar jalur tersebut dimiliki oleh kelompok perkeretaapian yang didominasi China.

Pada September 2020, di ambang kebangkrutan, Laos menjual aset utama ke China, menyerahkan sebagian jaringan energinya seharga $600 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun untuk mencari keringanan utang dari kreditur China.

Dan ini semua bahkan sebelum kereta api mulai beroperasi.

Baca Juga: Peduli Setan Walau Bakar Duit Rp1.980 Triliun, China Sukses Bikin Negara 'Dekat' Amerika Serikat Ini Pilih Berpaling ke China, Tawaran Ini Bikin China Lebih Dipuja Daripada AS

Dulu, negara-negara Barat bersalah karena menyeret negara-negara Afrika ke dalam jeratan utang.

China meminjamkan secara berbeda: alih-alih mendanai proyek dengan memberikan atau meminjamkan uang dari satu negara bagian ke negara bagian lain, hampir semua uang yang dibagikannya berbentuk pinjaman perbankan negara.

Pinjaman tersebut tidak muncul di rekening resmi utang pemerintah.

Itu karena lembaga pemerintah pusat tidak disebutkan dalam banyak kesepakatan yang dibuat oleh bank-bank pemerintah China.

Baca Juga: China Diklaim Curi 'Formula' Berkedok Program 'Seribu Talenta' untuk Merekrut Para Profesor AS dengan Imbalan Uang, Penemu Gen Penyebab Penyakit Jantung sampai Cari Kerja di China?