Find Us On Social Media :

Indonesia Pernah Disebut Jadi Biang Keladi yang Ciptakan Kerusakan Bumi di Masa Depan, Siapa Sangka Hal ini Justru Jadi Satu-satunya Penyelamat Singapura di Tengah Krisis Energi

By Tatik Ariyani, Jumat, 22 Oktober 2021 | 16:14 WIB

Ilustrasi tambang Batu Bara

 

Dengan cadangan hampir 39 miliar ton, batu bara tetap menjadi tulang punggung ekonomi sebagian wilayah Indonesia dan para penambang termasuk di antara pembayar pajak terbesar.

Sementara itu, pembangkit listrik tenaga batu bara adalah sumber emisi terbesar kedua di Indonesia setelah deforestasi, menyumbang 35 persen dari 1.262 gigaton setara karbon dioksida (CO2) setahun, data pemerintah menunjukkan.

Indonesia mengkonsumsi sekitar 130 juta ton batubara per tahun untuk bahan bakar 60 persen dari kapasitas listrik 73 gigawatt (GW), dan mengekspor sekitar tiga kali lipat dari jumlah tersebut.

Sumber-sumber terbarukan seperti surya, hidro dan panas bumi hanya mencakup 11 persen dari bauran energinya, meskipun para ahli mengatakan Indonesia memiliki potensi energi terbarukan 400 GW.

Pemerintah telah berjanji untuk meningkatkan bagian terbarukan menjadi 23 persen pada tahun 2025 sejalan dengan tujuan yang ditetapkan oleh ASEAN.

Namun, data dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), sebuah think-tank energi, menunjukkan bahwa sekitar 16GW kapasitas tenaga batu bara baru diperkirakan akan mulai beroperasi antara tahun ini dan 2030.

Meski berimbas pada lingkungan, batu bara masih menjadi opsi untuk mencukupi kebutuhan energi listrik yang melimpah.

Baca Juga: Sok-sokan Pamer Ingin Balas China yang Punya Rudal Hipersonik, AS Malah Alami Insiden Memalukan Ini Saat Pamerkan Rudal Hipersonik Miliknya